REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Jazuli Juwaini, menyesalkan terjadinya sedikit konflik setelah masuk waktu petang. Jazuli menilai, ada beberapa kemungkinan pemicu hal tersebut.
"Pertama pendemo kecewa karena harapannya sudah besar ingin bertemu dengan Presiden Jokowi, tapi harapan itu tidak dipenuhi," ungkap Jazuli dalam rilisnya kepada Republika.co.id, Sabtu (5/11).
Sebenarnya, tambah Jazuli, andai Presiden Jokowi menemui pun mereka tidak akan berlaku di luar batas. Bahkan sebaliknya, tambah Jazuli, dengan bertemu dengan para pengunjuk rasa tersebut, justru sangat positif dan kondusif.
Buktinya, tambah Jazuli, ketika utusan pengunjuk rasa ditemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, tuntutan mereka tidak berubah, yaitu hanya minta Basuki Tjahaja Purnama yang diduga melakukaan penistaan agama agar segera diproses hukum.
"Pemicu kedua, bisa jadi ada penyusup dan provokator. Makanya, terjadinya ricuh sudah malam karena sudah tidak lagi bisa terlihat dengan jelas siapa melakukan apa," kata Jazuli.
Oleh karena itu, Jazuli pernah mewanti-wanti agar pengunjuk rasa waspada. Begitu pula dengan aparat, Jazuli minta agar mampu mendeteksi dengan teliti mana provokator dan mana pengunjuk rasa.
"Kalau aparat salah mengidentifikasi dan menangani, ini bisa fatal akibatnya. Aparat semestinya tidak mudah terprovokasi situasi, harus cermat dan lebih bijak, " terang Jazuli.