REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fadli Zon menilai sikap presiden Joko Widodo, diskriminatif terhadap para demonstrasi aksi bela Islam II, pada Jumat (4/11) kemarin.
Hal itu ditunjukkan Joko Widodo dengan memilih meninjau proyek di bandara Bandara Soekarno Hatta dibanding menemui puluhan ribu rakyatnya. Maka tidak heran apabila peserta demonstrasi kecewa dengan sikap Joko Widodo.
“Pak Jokowi lebih memperhatikan apa yang ada di dunia maya dibanding dunia nyata. Jokowi mengundang ibu rumah tangga yang kena razia satpol PP, tapi kenapa kemarin tidak mau nemui delegasi peserta demo,” keluh Fadli Zon, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, pada Sabtu (5/11).
Menurut Politikus Partai Gerindra, sikap diskriminatif yang dilakukan oleh Joko Widodo dapat memupuk kekecewaan terhadap rakyatnya sendiri. Karena hal itu sangat membahayakan bagi demokrasi yang sudah berjalan 18 tahun ini. Tidak menutup kemungkinan aksi yang lebih besar lagi dari peristiwa 4 November. Dia juga berharap Joko Widodo lebih mendengar dan mempedulikan rakyatnya.
Baca juga, Pendemo Terus Merangsek Masuk ke Halaman Istana.
Di samping itu, Fadli Zon juga meminta Joko Widodo membuka siapa yang dianggapnya sebagai aktor kerusuhan pada aksi bela Islam II kemarin. Apalagi saat ini sudah pada era demokrasi, sehingga tidak perlu takut untuk membukanya. “ Kalau memang ada aktor silahkan buka saja,” katanya.