REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) membantah tuduhan dalang kericuhan dan provokator dalam aksi 4 November yang dialamatkan padanya. Memang benar HMI ikut berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa menuntut penegakan hukum atas kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ketua Umum PB HMI Mulyadi P Tamsir mengatakan masa aksi dari HMI berada pada posisi paling depan sebelah kiri Jalan Merdeka Barat. Massa aksi HMI datang pukul 13.30 sampai Maghrib. Menurut dia, kondisi berjalan tertib dan damai, dan HMI ikut shalat Maghrib berjamaah di jalan.
"Sesuai kesepakatan aksi HMI akan menarik diri ba'da shalat Magrib. Namun karena posisi HMI berada di barisan paling depan, membawa mobil komando dan satu mobil Innova, maka tidak dimungkinkan untuk mundur sehingga kami duduk-duduk di sekitar mobil menunggu aksi selesai," ujarnya, Sabtu (5/11).
Mulyadi mengatakan massa aksi HMI hanya beratribut bendera kecil dengan tiang bambu belah sepanjang 1,2 meter. Sehingga tidak mungkin menjebol barikade polisi. Mulyadi juga membantah adanya bentrokan antara HMI dengan Front Pembela Islam (FPI). "Tidak benar ada benturan aksi antara masa HMI dan masa FPI," kata dia.
Menurut Mulyadi, kericuhan terjadi setelah Isya yang dipicu oleh massa yang tidak dikenal oleh kader HMI dari mana asalnya dan siapa pemimpinnya. Mereka masuk di barisan depan masa HMI kemudian ribut dengan aparat sampai akhirnya aparat kepolisian menembakkan gas air mata.
Selanjutnya, dia menjelaskan aksi masa HMI membubarkan diri ke belakang dan tidak kembali lagi ke depan istana. Setelah itu baru terjadi kebakaran. Bahkan dia mengatakan HMI tidak tahu siapa pelakunya dan apa yang terbakar.
HMI menyesalkan adanya kericuhan yang mewarnai aksi demonstrasi tanggal 4 November 2016. HMI juga menyesalkan ucapan Kapolda Metro Jaya Irjen Irawan yang menyatakan bahwa kericuhan berasal dari HMI, dan HMI adalah provokator. HMI meminta Kapolda untuk melakukan klarifikasi dan minta maaf atas pernyataannya tersebut.
Pihaknya mendukung usaha kepolisian menyelidiki lebih jauh dan lebih teliti pihak-pihak yang memicu kericuhan hingga menciderai aksi damai. Mulyadi juga meminta seluruh kader HMI untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh pemberitaan media yang menyudutkan HMI.
Sampai hari ini HMI masih mendata jumlah total korban akibat terjadinya kericuhan. Sementara yang teridentifkasi berjumlah lima orang. Mulyadi mengucapkan terima kasih kepada kader HMI dan seluruh ummat Islam yang telah melakukan aksi bersama tanggal 4 November 2016.