Jumat 04 Nov 2016 20:41 WIB

Panglima TNI dan Kapolri Coba Redam Amarah Massa

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan TNI memekai perlengkapan keamanan saat mengamankan Aksi Damai 4 November di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Pasukan TNI memekai perlengkapan keamanan saat mengamankan Aksi Damai 4 November di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah ricuh dengan massa HMI, polisi kini kembali terlibat kericuhan dengan sejumlah massa. Tembakan air mata terua ditembakkan ke arah massa aksi. Bahkan, massa aksi juga mengobarkan api di Monas.

Panglima TNI, Gatot mencoba meredamkan aksi bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Namun, keduanya kini tak mampu meredam massa tersebut.  Melalui pengeras suara, Tito mengimbu agar pasukannya dan masaa  menahan diri.

"Saya Kapolri, saya minta ke anggota polri dan saudara-saudaraku pengunjuk rasa kembali. Kita semua adalah saudara kita semua memiliki keluarga di rumah masing-masing. Saya Kapolri meminta agar menghentikan tembakan-tembakan (gas air mata)," ujar Tito saat mencoba menenangkan massa.

"Kita ciptakan perdamaian, sebagai umat Islam. Sesama umat Islam tidak boleh bertikai," imbuh Tito.

Namun, imbauan tersebut tidak mampu meredam kericuhan yang sudah terlanjur terjadi itu. Massa aksi terus merengseng masuk ke pagar Istana.  Sampai saat ini, tembakan gas air mata masih ditembakkan ke langit.

Baca juga, Pendemo Terus Merangsek Masuk ke Halaman Istana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement