REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sebanyak 650 personel gabungan dari Polres Metro Bekasi Kota menggelar apel kesiapan pengamanan aksi 4 November. Kapolrestro Bekasi Kota, Kombes Pol Umar Surya Fana menyatakan, berdasarkan hasil pendataan tercatat jumlah massa yang akan bergerak dari Kota Bekasi menuju lokasi unjuk rasa di Jakarta berkisar 2.000 ribu orang.
Ribuan massa bergerak ke ibu kota menuntut supaya Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diadili atas dugaan penistaan agama Al Maidah 51. Pergerakan massa sudah dimulai pada pukul 07.00 WIB pagi tadi dan masih berlangsung sampai sekarang. Mereka berkumpul di titik-titik tertentu.
"Hasil pendataan tercatat jumlah massa demonstran yang dikerahkan dari Kota Bekasi menuju lokasi unjuk rasa di Jakarta berkisar dua ribu orang dari sejumlah ormas Islam gabungan," kata Kombes Pol Umar Surya Fana, seusai gelar pasukan, Kamis (4/11).
Kapolres Metro Bekasi Kota menerangkan, massa berasal dari gabungan sejumlah ormas Islam, seperti Front Pembela Islam (FPI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), FUUI, Persis, Aisyiyah, Muhammadiyah, dan ormas-ormas lain.
Umar menyatakan, dalam pengamanan aksi unjuk rasa kali ini, ormas Islam akan dikawal menuju Jakarta oleh sejumlah personil gabungan. Selepas unjuk rasa pun, massa akan dikawal kembali ke Kota Bekasi. Ia berpesan supaya aksi dilakukan secara tertib agar tidak merugikan masyarakat umum yang hendak beraktivitas selama berlangsungnya aksi.
Ada delapan titik pantau yang dijaga ketat oleh personilnya, ditambah pengamanan sejumlah objek vital dan lokasi keberangkatan massa. "Personel kami akan mengawal pergerakan massa sampai ke Jakarta untuk menjaga kondusifitas sejumlah area yang dilalui massa," kata Umar.
Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu, berharap pengamanan objek vital di Kota Bekasi akan berlangsung lancar dan didukung personil yang memadai di sejumlah titik pengamanan. "Saya berharap situasi di Kota Bekasi tetap kondusif didukung oleh aparat keamanan dan seluruh elemen masyarakat juga ikut menjaga ketertiban," kata Ahmad Syaikhu.