Kamis 03 Nov 2016 18:42 WIB

Produsen Helikopter Asal Italia Incar Pasar Indonesia

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Dwi Murdaningsih
 MBT Leopard dan Medium Tank (IFV) Marder yang dipamerkan di Indo Defence 2012 di Jakarta Internasional Expo, Jakarta, Senin (5/11).
Foto: Antara
MBT Leopard dan Medium Tank (IFV) Marder yang dipamerkan di Indo Defence 2012 di Jakarta Internasional Expo, Jakarta, Senin (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan industri dirgantara dan pertahanan asal Italia, Leornardo-Finmeccanica menyatakan Indonesia memiliki pangsa pasar yang potensial pada industri dirgantara dan pertahanan. Besarnya potensi tersebut menjadi harapan bagi perusahaan untuk berbisnis jangka panjang di Indonesia.

Vice President Market and Business Development Head of Region South-East Asia Leonardo-Finmeccanica, Bruno Bertella mengatakan, potensi pasar di Indonesia yakni pada produk helikopter dan elektronika pertahanan.

Terlebih, dengan adanya note kesepahaman atau MoU antara Kementerian Pertahanan Italia dan Indonesia, tentu akan membuka jalan bagi investor di sektor industri dirgantara dan pertahanan.

"Kami berharap bisa ikut berperan serta dalam kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dan Italia di masa depan. Kami di sini untuk berbisnis jangka panjang," ujar dia kepada awak media di pameran Indo Defence di Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/11).

Apalagi, Bruno melanjutkan, produk sistem pertahanan perusahaannya secara historis sudah banyak digunakan militer Indonesia, terutama angkatan laut. Misalnya, meriam kapal kaliber 76 mm OTO Melara, meriam kapal dengan kaliber lebih kecil yaitu 30 mm dan 50 mm, dan torpedo yang telah digunakan TNI AL selama lima dekade ini.

"Kami berharap bisa memasang torpedo kelas berat untuk kapal selam TNI AL yang baru saja selesai dibuat di Korea Selatan," kata dia.

Selain itu, produk dari Leonardo seperti helikopter AW139 pun telah terjual sedikitnya 1.000 unit selama satu dekade belakangan. Empat di antaranya dijual di operator swasta di Indonesia, dan satu unit lagi dibeli oleh Basarnas pada akhir 2015 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement