REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Ade Komaruddin, memberikan pernyataan terkait rencana dua wakilnya, Fahri Hamzah dan Fadli Zon mengikuti unjuk rasa pada Jumat (3/11). Menurut politikus Partai Golkar itu, kedua wakilnya tidak mewakili instansi DPR saat berunjuk rasa bersama puluhan ribu umat Islam.
Pejabat yang akrab disapa Akom itu berharap demonstrasi nanti berjalan damai. “Mereka (Fahri dan Fadli) itu atas nama pribadi, bukan instansi DPR," jelas Akom saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/11).
Menurutnya, anggota DPR mempunyai mekanisme tersendiri secara resmi untuk memperjuangkan aspirasi rakyat melalui parlemen. Maka dari itu Akom berharap seluruh anggota dewan dapat memanfaatkan jalur resmi itu dengan baik. Sehingga apa yang menjadi aspirasi rakyat dapat terwujud dengan baik pula.
Hanya saja, dia tidak bisa melarang anggota atau pimpinan yang hendak berunjuk rasa, karena itu hak mereka. “Saya tetap menghormati keduanya (Fahri dan Fadli) ikut berunjuk rasa,” tambahnya.
Sebelumnya, Fahri Hamzah bertekad untuk turun bersama para pengunjuk rasa, yang menuntut proses hukum terkait ucapan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menyitir ayat di kitab suci Alquran. Kata Fahri, DPR bersama masyarakat menyampaikan aspirasi dan perasaan terhadap upaya penegakan hukum dan konstitusi.
Selain itu, Fachri meminta agar pemerintah secepatnya melakukan proses hukum yang adil dan menegakkan hukum seadil-adilnya. Sebab penegakan hukum dianggap sebagai jalan yang paling singkat dan paling beradab untuk memulihkan situasi yang gaduh ini. Apalagi para demonstrasi pada Jumat (2/11) nanti hanya menuntut proses hukum Ahok.