REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), saat ini sedang menangani bocah yang sudah hidup enam tahun tanpa tempurung kepala. Yakni, bocah perempuan berinisial O tersebut, berasal dari Kampung Gunung Damar, RT 5 RW 1, Desa Sindangkasih, Kecamatan Banjarsarin, Kabupaten Ciamis. Sejak lahir, bocah tersebut tak memiliki tempurung kepala.
Menurut Dokter Spesialis Bedah Syaraf Anak, Mirna Sobana Adriansyah, bocah O, saat ini baru menjalani rawat jalan di RSHS. Saat ini, pasien belum dilakukan rawat inap karena belum ditemukan indikasi dan pasien rawan infeksi.
"Pasien ini datang dengan kelainan pada wajah dan tengkorak. Selain itu kelainan juga terjadi pada rahang atas saluran nafas, pada tangan, jari-jarinya dan kaki," ujar Mirna, kepada wartawan di RSHS, Kamis (3/11).
Mirna mengatakan, RSHS belum bisa memastikan apa penyebab bocah O mengalami kelainan tersebut. Karena, harus ada pemeriksaan secara keseluruhan lebih lanjut terhadap pasien yang bersangkutan. "Belum ada pemeriksaan secara keseluruhan kepada pasien ini. Ini harus di work up dulu," katanya.
Untuk melakukan pemeriksaan, Mirna mengatakan ia harus bekerja dengan tim. Di antaranya, dokter bedah plastik, dokter mulut dan dokter mata. "Karena, kelihatannya ada gangguan penglihatan," kata Mirna.
Saat ditanya penyebab kasus tersebut terjadi, Mirna belum bisa memastikan kasus tersebut berasal dari kelainan genetik atau tidak. Karena, butuh proses panjang untuk mencari tahu penyebabnya.
Meburut Mirna, bisa saja di semester pertama ada infeksi virus atau ada obat-obatan yang mengakibatkan gangguan saat janin akan berproses embrio genesis. "Biasanya gangguan pada semester pertama. Gangguan bsa bermacam-macam. Sering kali ada gangguan nerofor," katanya.
Namun, Mirna mengatakan untuk saat ini, pasien masih rawat jalan dan belum dilakukan rawat inap. Karena belum ada indikasi. Jadi, pasien harus dikonsultasikan dulu ke beberapa ahli. "Toh dia enam tahun gini-gini aja, berarti enggak ada keluhan," katanya.
Terkait kemungkinan genetik penyebab bocah tanpa tempurung tersebut, Mirna mengatakan, untuk memastikan penyebabnya genetik atau bukan harus ada pengecekan gen. Karena, bocah O sendiri merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Ketiga adiknya lahir dengan normal. Jadi ada kemungkinan penyebab lain.