REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua umum pimpinan pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simanjuntak meminta aparat kepolisian untuk bertindak, mengantisipasi dan mencegah kelompok-kelompok radikal berideologi maut di demo 4 November 2016. Antisipasi tersebut adalah upaya untuk memastikan demonstrasi tersebut berlangsung aman.
"Tindakan cepat untuk mencegah upaya-upaya penunggangan harus dilakukan pihak kepolisian," kata Dahnil dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (3/11).
Beberapa Pengamat Terorisme seperti Sydney Jones, Nasir Abas, LSM dan Ormas, mengungkapkan data detail tentang niat beberapa kelompok radikal yang memiliki ideologi maut dan anti kedamaian berniat menunggangi demonstrasi tersebut.
Menurut Dahnil, akan lebih baik jika pihak kepolisian dan intelijen Indonesia meminta bantuan Sydney Jones, Nasir Abas, LSM dan ormas yang telah memiliki data detail dan lengkap tersebut. Ini dianggap penting untuk melakukan pencegahan terhadap aksi-Aksi dan pergerakan yang mungkin dilakukan kelompok radikal itu.
"Saya juga berharap Sydney Jones, Nasir Abas, LSM, dan ormas yang memiliki data lengkap dan detail tersebut bisa bekerja sama dengan pihak kepolisian, demi kebaikan dan ketentraman kita semua," ucap Dahnil.
Seperti diketahui, ribuan orang yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) rencananya akan melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara pada 4 November 2016. Aksi yang dilakukan tiada lain untuk mendesak kepolisian agar secepatnya menangkap Ahok terkait dugaan penistaan Alquran.