Rabu 02 Nov 2016 13:14 WIB

Polda Metro Buka Suara Terkait Foto 'Tangkap Ahok' di Suriah

Rep: Muhyiddin/ Red: Bilal Ramadhan
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Awi Setiyono
Foto: MGROL75
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Awi Setiyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini foto dari kelompok radikal Jaisy Al-Fath di Suriah beredar di media sosial yang bertuliskan 'Tangkap Ahok atau Peti Mati Ahok'. Foto itu pun disinyalir berhubungan dengan demo 'Aksi Bela Islam' yang akan dilakukan di Istana Negara, Jumat (4/10) mendatang.

Polda Metro Jaya pun turut menanggapi terkait dengan beredarnya foto tersebut. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, mengaku telah mendapat informasi tersebut dari intelijen. "Itu laporan dari intelijen, berarti kita harus waspada," ujar Awi di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (2/11).

Berdasarkan laporan intelijen, kata Awi, foto tersebut memang beredar di Suriah. Karena itu, kata dia, Polda Metro saat ini juga terus melakukan pemantauan melalui media sosial. "Kami juga monitor itu terkait media sosial, tapi kan TKP-nya di Suriah," ucap Awi.

Karena di Suriah, menurut Awi, pihaknya pun tak dapat melakukan tindakan. Namun, lanjut dia, yang jelas jika ada warga Indonesia yang ikut melakukan provokasi melalui media sosial, pihaknya akan terus melakukan pengawasan. Karena, menurut dia, pihaknya belum bisa menghapus akun tersebut.

"Masalahnya bukan blacklist (akun) atau tidak, kita kan melakukan pengawasan, kita awasi terus. Masalahnya kita tidak bisa men-delete kan ada sistem UU, kita minta tolong provider melalui Kemenkominfo untuk menghapusnya," kata mantan Kabid Humas Polda Jawa Timur tersebut.

Sebelumnya, sebagaimana diberitakan Republika.co.id, pengamat terorisme, Sydney Jones telah menilai beredarnya foto kelompok Jaisy Al Fath di Suriah yang bertuliskan 'Tangkap Ahok atau Peti Mati Ahok' menunjukkan memang gerakan anti-Ahok di Indonesia telah ditunggangi oleh kelompok radikal.

"Kalau melihat fakta tersebut, gerakan 4 November nanti memang berpotensi ditunggangi oleh kelompok-kelompok garis keras," ujar Sydney dalam diskusi 'Ancaman Radikalisme dan Terorisme di Pilgub DKI' di Wahid Institute, Jakarta, Selasa (1/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement