Rabu 02 Nov 2016 12:03 WIB

SBY: Pemerintah Sering Grasak-Grusuk dan Reaktif Hadapi Masalah

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyindir kondisi negara yang saat ini sering gaduh dan bersikap reaktif dalam menyikapi sesuatu masalah. Menurut SBY sikap 'grasak-grusuk' dan panik tidak bisa menyelesaikan suatu masalah.

"Bersikap reaktif tak menentu tapi tidak bernilai. Kita sering tidak tidur untuk melakukan banyak hal, untuk mengatasi masalah tapi ternyata masalah tidak bisa diatasi," ujarnya di Cikeas, Bogor, Rabu (2/11).

Seperti dalam rencana unjuk rasa 4 November mendatang, pemerintah ingin agar unjuk rasa terkait kasus dugaan penistaan agama tidak digelar atau bisa dicegah. Namun, penyelesaian masalah yang memicu unjuk rasa tersebut tak kunjung diselesaikan.

"Langkah-langkah itu boleh dikatakan tidak salah, dalam arti, akan jauh lebih baik tidak perlu ada unjuk rasa, apalagi unjuk rasa yang besar, apalagi yang bisa anarkis, tapi masalah selesai sepanjang masalah itu bisa diselesaikan. Itu yang terbaik, nilainya 100, A plus," ucapnya.

Menurutnya masyarakat tidak mungkin melakukan unjuk rasa besar-besaran hanya untuk bersenang. Tentu, kata dia, ada hal yang diprotes. "Pasti ada lah yang diprotes. Enggak mungkin ribuan orang itu untuk happy-happy," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement