Rabu 02 Nov 2016 10:10 WIB

Golkar tak akan Gunakan Juru Bicara Artis

Bendera Partai Golkar.
Bendera Partai Golkar.

REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menyatakan pasangan calon nomor urut 5, Neneng Hasanah Yasin-Eka Supriatmaja (Neneng YES) tidak akan menggunakan artis Maia Estianti sebagai juru kampanye.

"Masalah juru bicara ini memang tidak menggunakan Maia Estianti dikarenakan ketidaksukaan pembunuhan karakter," kata Wakil Ketua DPD Golkar Kabupaten Bekasi, Ahmad Budiarta di Kabupaten Bekasi, Rabu (2/11).

Menurut dia dalam kampanye pemilihan kepala daerah yang akan dilakukan pada Februari 2017 ini tidak menggunakan artis untuk mempopulerkan partai berlambang pohon beringin. Sudah saatnya merubah gaya politik dengan menggunakan artis papan atas sebagai juru bicara kampanye. Dikarenakan ini tidak efektif, dan belum tentu mengerti tentang politik daerah.

Bila Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati yang diusung Koalisi Bersinar (Golkar, Nasdem, PAN dan Hanura) itu menggunakan artis saat kampanye, bisa dipastikan artis yang digunakan bukan Maia Estianti, mantan istri Ahmad Dhani.

Tentu pemakaian artis itu harus mengerti perpolitikan daerah setempat agar dirasa mengenai dihati masyarakat sekitar. Jika DPC Gerindra memilih Maia Estianti jadi juru bicara itu hanya omongan candaan saja.

Dikarenakan untuk menggunakan artis harus sesuai jalur dan tentunya memiliki kualitas politik yang baik pula dalam pemanfaatan program kerja yang disusun dalam bentuk visi dan misi. "Dalam pemanfaatan artis ini kan juga harus mengeluarkan biaya juga, dan penggunaannya bisa Zaskia Gotik, Charly beserta rombongan bahkan Nasar," katanya.

Ia menambahkan penggunaan artis saat kampanye hanya akan dilakukan pasangan Neneng YES pada saat kampanye akbar di lapangan sepakbola Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung pada tanggal 11 Februari 2017 nanti.

Itu pun digunakan untuk lebih menyemarakan pesta politik lima tahunan. Dan penggunaannya lebih digunakan untuk menghibur paetisipan dengan menyampaikan pesan-pesan singkat dalam pemenangan partainya.

Bila untuk kampanye kesehariannya tidak perlu menggunakan artis, dikarenakan dirasa kuras pantas. Dan kurang bermanfaat dalam penyampaian visi dan misi yang digunakan untuk memperkuat daya kampanye.

Lanjut Budiarta menjelaskan, dalam Jabar yang beredar di masyarakat sekitar ini sangat kuat. Untuk itu perlu klarifikasi singkat dalam penerapannya. Dikarenakan nilai kritis masyarakat setempat dapat mengembangkan politik daerah. Tetapi dalam pengembangannya perlu digaris bawahi bahwa pasangan calon besutan Partai Golkar dan koalisinya ini harus meyakinkan partisipan.

Selain itu perlunya kedewasaan mutu dalam pemanfaatan program visi dan misi guna mempertanggungjawabkan omongannya dalam perang kampanye 2017.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement