Selasa 01 Nov 2016 21:21 WIB

Gus Ipul Berharap Jatim Kondusif Saat Aksi 4 November

Red: Ilham
Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau yang biasa dipanggil Gus Ipul berharap provinsi ini tetap kondusif terkait rencana demonstrasi besar-besaran organisasi keagamaan pada 4 November 2016.

"Ada kiyai-kiyai, ada forum komunikasi umat beragama, dan ada majelis-majelis yang semuanya ikut ambil bagian dalam membentuk karakter umat dan masyarakat, sehingga kalau ada yang gawat, kita minta tolong sama kiyai, ulama, dan tokoh agama lainnya," katanya usai membuka Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jatim di GOR PKPSO Kabupaten Jember, Selasa (1/11).

Di Kabupaten Jember beredar pesan berantai yang menyebutkan sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan akan menggelar unjuk rasa menuntut kandidat petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diproses hukum pada Jumat (4/11). Pesan berantai di Jember menyebutkan Gerakan Aksi Bela Quran Jember Raya akan melakukan unjuk rasa dimulai setelah shalat Jumat di depan Masjid Jami' Jember kemudian melakukan longmarch menuju ke Jalan Ahmad Yani menuju ke Polres dan kembali ke alun-alun Jember.

"Tidak ada antisipasi khusus yang dilakukan oleh Pemprov Jatim terkait rencana demonstrasi yang dilakukan sejumlah ormas tersebut karena demonstrasi merupakan hak masyarakat seperti demo yang dilakukan oleh elemen masyarakat lainnya," ucap Wagub Jatim dua periode itu.

Kendati demikian, lanjut dia, Gus Ipul tetap meminta agar ormas yang menggelar aksi unjuk rasa tetap melakukan demonstrasi dengan tertib dan damai. "Sekarang yang penting bagaimana aksi tanggal 4 November nanti aspirasinya bisa tersampaikan, kekuatan ditunjukkan, tetapi tidak terjadi aksi anarkis," katanya.

Di Jatim, lanjut dia, ada banyak instrumen yang bisa diajak untuk membuat suasana tetap dingin dan kondusif, meskipun dalam sejarahnya di Jatim pernah memiliki riwayat kekerasan yang bernuansa SARA. Seperti peristiwa di Kabupaten Sampang dan Kecamatan Puger di Kabupaten Jember.

"Kami sudah punya petanya (potensi konflik), tetapi semoga peristiwa buruk tidak terulang kembali dan kita harus mengantisipasi bersama-sama, mulai dari masyarakat, TNI, Polri dan muspida," kata mantan Ketua GP Ansor itu.

Ia mengajak seluruh warga di Jatim untuk bersama menjaga kerukunan dan kedamaian masyakat karena secara faktual potensi pecahnya konflik bernuansa SARA masih ada di Jawa Timur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement