REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo yang berkunjung dan melakukan pertemuan dengan para tokoh seperti dilakukan dengan Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto. Hal itu baik, mengingat keduanya pernah menjadi rival pada Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2014.
Namun, Fadli Zon meminta agar kunjungan itu tidak hanya saat ada masalah. Mengingat pada Jumat (4/11) nanti akan ada unjuk rasa besar-besaran oleh umat Islam. "Lebih baik sering-sering ketemu. Jangan kalau mau ada masalah, baru ketemu," ujarnya dalam diskusi bertema "Makna Dari Pertemuan Jokowi-Prabowo" di Pressroom DPR, Jakarta, Selasa (1/11).
Menurut Fadli Zon, kedatangan Presiden Joko Widodo ke rumah Prabowo di Hambalang, Senin (31/10), untuk menunaikan janji kepada Prabowo. Dia berharap hal semacam itu bisa lebih sering dilakukan oleh seorang presiden. Sehingga tidak terkesan ada maunya saja baru bertemu. "Ini janji yang ditunaikan. Jarang-jarang semua ditunaikan," katanya.
Fadli Zon menambahkan, meski saat ini partai Gerindra di luar pemerintahan sebagai oposisi, tapi Prabowo telah menyatakan mendukung pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Hanya saja, Gerindra mengambil posisi kritis ketika ada kebijakan yang merugikan rakyat.
Tak hanya itu, kata Fadli Zon, Prabowo telah mengingatkan hal-hal yang berkaitan dengan keutuhan NKRI, persoalan ekonomi, masalah disintegrasi dan cara menghadapinya. Sehingga kedua tokoh tersebut, menurutnya, saling mengingatkan. Termasuk soal aksi 4 November.
Terkait aksi unjuk rasa besar-besaran, Fadli meminta agar Jokowi tidak cemas menghadapinya. Karena, para demonstran memiliki misi yang baik, yaitu menuntut penegakan hukum yang adil. Bahkan, aksi pada Jumat nanti tidak ada kaitannya dengan pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Aksi tersebut murni aspirasi umat Islam yang merasa kitab sucinya, Alquran dilecehkan.
“Ini enggak ada kaitannya dengan Pilgub. Mereka datang dengan maksud baik,” kata Fadli.