Selasa 01 Nov 2016 11:13 WIB

Polisi Diharap tak Jaga Demo 4 November dengan Senjata

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
Ribuan massa yang tergabung dalam kelompok Aksi Bela Islam melakukan unjukrasa di depan Gedung Istiqlal, Jakarta, Jumat (14/10). Dalam tuntutannya, mereka meminta pemerintah, dalam hal ini aparat penegak hukum segera memproses Ahok terkait penistaan agama.
Foto: Dadang Kurnia/Republika
Ribuan massa yang tergabung dalam kelompok Aksi Bela Islam melakukan unjukrasa di depan Gedung Istiqlal, Jakarta, Jumat (14/10). Dalam tuntutannya, mereka meminta pemerintah, dalam hal ini aparat penegak hukum segera memproses Ahok terkait penistaan agama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) meminta anggota kepolisian tidak membawa senjata api saat mengawal aksi yang diberi nama Bela Alquran, Jumat (4/11) mendatang. Pasalnya para peserta aksi pun tidak membawa senjata dan murni datang untuk melakukan aksi damai.

"Tidak ada peserta demo yang berniat buruk. Insya Allah berjalan damai. Kami cinta damai, dan umat Islam ini bertanggungjawab penuh terhadap kedamaian dan ketertiban NKRI," kata anggota Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Fahmi Salim kepada Republika.co.id, Selasa (1/11).

Aksi tersebut hanya menuntut agar aparat penegak hukum menegakkan keadilan dan segera memproses Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Fahmi menampik tuduhan yang menyebut bahwa aksi tersebut ingin mengacaukan pemilihan gubernur (pilgub) DKI, menguatkan radikalisasi Islam, dan menumbangkan pemerintahan Jokowi. "Tuduhan itu tidak berdasar dan ingin mengalihkan subtansi persoalan. Pasti yang keluarkan tuduhan itu adalah orang-orang yang antihukum," ujarnya.

Dalam aksi nanti, delegasi peserta berencana menemui Presiden Republik Indonesia Joko Widodo agar dapat menyampaikan aspirasi secara langsung dan menagih jaminan untuk menegakkan keadilan bagi masyarakat. Sayangnya hingga kini belum ada konfirmasi apakah Jokowi dapat menemui delegasi peserta aksi atau tidak. Meski begitu, GNPF MUI berharap Jokowi bersikap persuasif dan mau menerima delegasi.

Fahmi mengatakan sejauh ini Jokowi belum bersikap tegas terkait aksi dugaan penistaan agama oleh Ahok. Jokowi, kata dia, hanya mengomentari soal aksi demo semata, bukannya substansi yang memicu aksi tersebut yakni penistaan agama. Presiden dinilai belum melakukan apapun terkait sumber masalah. "Terlalu kecil apabila Presiden bicara ketertiban karena masyarakat sendiri pun sudah berkomitmen menjaga itu. Sebagai orang nomor satu di Republik ini, Presiden harus miliki komitmen tegas menegakkan hukum bagi pelanggar," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement