Senin 31 Oct 2016 04:46 WIB

Masyarakat Diminta tak Terprovokasi dengan Berita Hoax Soal Demo AhoK

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Massa Ormas Islam melakukan longmarch menuju Bareskrim dan kemudian di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta, Jumat (14/10). Dalam aksinya mereka meminta pihak kepolisian untuk memproses Gubernur DKI Jakarta Basuki Thajaja Purnama atau Ahok terkait penistaan aga
Foto: Republika/Yasin Habibi
Massa Ormas Islam melakukan longmarch menuju Bareskrim dan kemudian di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta, Jumat (14/10). Dalam aksinya mereka meminta pihak kepolisian untuk memproses Gubernur DKI Jakarta Basuki Thajaja Purnama atau Ahok terkait penistaan aga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya meminta agar masyarakat tak terprovokasi dengan banyaknya berita hoax yang beredar di ibu kota, khususnya terkait demo ormas Islam terhadap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Jumat (4/11) mendatang.

“Memang benar FPI dan sejumlah elemn lainnya akan demo 4 November nanti. Kita masih menyusun untuk melakukan pengamanan. Rencana pengamanannya untuk massa yang akan datang ke Jakarta berapa. Tentunya masyarakat juga jangan terprovokasi dengan berita hoax,” ujar Awi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Ahad (30/10).

Awi mengatakan, sejauh ini pihaknya masih akan melakukan pengamanan secara profesional dan proporsional. Karena itu, ia juga meminta masyarakat agar tidak mudah mempercayai isu yang beredar di media sosial.

Terkahir, muncul isu bahwa polisi akan siaga satu terhadap aksi demo tentang dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok tersebut. Awi membantah isu yang tengah beredar tersebut.

“Untuk siaga satu belum ada ya. Belum ada perintah dari bapak Kapolri maupun Kapolda Metro. Belum ada surat resmi terkait itu. Namun kita terus update untuk rencana demo tersebut,” ucap dia.

Baca juga, Pesan Aa Gym ke Jokowi: Jangan Anggap Remeh Persoalan Ahok.

Awi mengaku pihaknya telah menyiapkan kekuatan untuk mengawal dan mengamankan aksi demo yang rencananya akan berpusat di depan Istana negara tersebut. Namun, kata dia, jumlah pasukan yang akan dikerahkannya saat ini masih akan terus disesuaikan dengan jumlah massa aksi yang akan turun ke jalan.

“Kita mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi, kemudian nanti ikut demo dan anarkis. Ingat semuanya ada aturan hukumnya kita negara hukum. Kalau mau demo silahkan demo. Itu ada undang-undangnya dan polisi akan amankan,” kata Awi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement