Jumat 28 Oct 2016 15:22 WIB

Hari Sumpah Pemuda di Kota Tasikmalaya Diwarnai Demo Anti-Ahok

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Israr Itah
Gubernur DKI Jakarta, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama
Foto: Republika/Noer Qomariah
Gubernur DKI Jakarta, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kelompok massa yang mengatasnamakan diri Koalisi Umat Islam Tasikmalaya menggelar aksi unjuk rasa menuntut penegakan hukum atas dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada peringatan Hari Sumpah Pemuda, Jumat, (28/10), di depan Masjid Agung Tasikmalaya.

Aksi unjuk rasa tersebut diisi oleh orasi sejumlah tokoh agama yang menyerukan tuntutan hukuman bagi pihak yang diduga menghina Alquran sebagai kitab suci umat Islam. Selain itu, massa juga menggelar long march di sepanjang jalan KH Zaenal Mustofa. Setidaknya terdapat seratusan massa yang berasal dari FPI, Persatuan Umat Islam (PUI) atau Aliansi Nasional Anti Syiah (Annas).

Koordinaator aksi Kyiai Aminuddin Bustomi mengatakan, aksi ini merupakan respons atas ucapan Ahok mengenai Surat Almaidah ayat 51. Ia menilai ucapan Ahok sudah merupakan bagian dari penistaan agama. Sehingga, massa ingin agar pihak kepolisian memproses hukum Ahok.

"Kita mempertanyakan polisi, apakah mereka itu polisi minoritas atau polisi Indonesia? Kalau polisi Indonesia sebaiknya percepat proses hukum," katanya.

Dalam aksi tersebut, massa membawa atribut bertuliskan 'Bukankah hukum untuk ditaati? Tapi kenapa penentangnya dibiarkan', 'Bela kitab suci kalian, dukung ulama kalian lawan musuh agama kalian,'. Massa juga meneriakan yel yel berisi keinginan agar Ahok segera ditangkap dan diadili.

"Pemerintah tidak adil dalam penegakan hukum, padahal Presiden Jokowi programnya penegakan hukum, tapi ini kok ada pandang bulu dalam penegakannya," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement