REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA --Jebolnya tanggul aliran sungai Dalamsuba di Kampung Sukasirna, Kelurahan Sukanagara, Kecamatan Purbaratu berdampak besar pada petani di areal tersebut. Hingga saat ini jebolnya tanggul diduga lantaran tak adanya perawatan dan perbaikan serta curah hujan tinggi.
"Kami telah meminta agar dinas Binamarga dan Pengairan, Kota Tasikmalaya melanjutkan peninggian tanggul yang berada di aliran Sungai Dalamsuba. Namun, proses tersebut sudah satu tahun diabaikan dan kini kondisinya jebol sepanjang empat meter hingga mengenangi areal persawahan yang dimiliki warga setempat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kota Tasikmalaya, Soni Sudrajat, Kamis (27/10).
Soni mengatakan jebolnya tanggul telah ditangani secara sementara dengan penutupan menggunakan 50 karung berisikan pasir. Beruntung akibat kejadian itu, tak ada rumah yang terendam maupun korban baik itu luka atau meninggal. Hanya saja, jebolnya tanggul memberi kerugian pada pemilik areal persawahan.
"Jebolnya tanggul tersebut membuat pemilik areal persawahan berada di Kampung Sukasirna Saripin tergenang banjir dari aliran Sungai Dalamsuba, akan tetapi tidak ada korban jiwa maupun rumah terendam," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang warga setempat, Syamsul Ma'arif mengatakan jebolnya tanggul yang berada di aliran Sungai Dalamsuba menimbulkan kerugian bagi masyarakat, khususnya petani. Ia pun berharap proses perbaikan tanggul dilakukan secepatnya agar masyarakat yang memiliki persawahan tidak mengalami gagal panen.
"Kami sudah lama melakukan protes terhadap dinas yang memperbaiki peningkatan tanggul ini, akan tetapi mereka tidak pernah kembali memperbaikinya dan menyebabkan tanggul jebol hingga air sungai telah menggenangi areal persawahan dan dipastikan akan gagal panen karena banyak hama keong mas masuk ke areal persawahan," ungkapnya.