Senin 17 Oct 2016 10:23 WIB

Bareskrim Buru Penyebar Hoax Soal Amien Rais

Rep: Mabruroh/ Red: Bayu Hermawan
Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Kapolri Jenderal Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian membantah kabar jika dirinya memerintahkan Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri untuk memeriksa Amien Rais. Sebaliknya saat ini Bareskrim Polri tengah mengusut penyebar kabar bohong (hoax) tersebut.

Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan telah memerintahkan Subdit Cyber Crime untuk mencari tahu siapa penyebar kabar hoax tersebut. Berita yang mana seolah menyudutkan Kapolri bahwa telah melindungi gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang akan maju dalam Pilkada 2017 nanti.

"Hingga saat ini, Subdit Cyber Crime Mabes Polri terus mengejar penyebar berita hoax itu. Jerat hukum juga sudah menanti," ujarnya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (17/10).

Ari menyebutkan penyebar berita bohong seolah memancing air keruh. Yakni bukan saja menyerang Kapolri namun juga menyerang situasi pasca unjuk rasa pada Jumat (14/10) yang berlangsung dengan damai tersebut.

"Kondisi yang sudah mulai kondusif seperti saat ini, jangan lagi ada yang mencoba untuk memancing di air keruh. Kita akan kejar karena para penyebar hoax sama saja menginginkan agar situasi secara nasional menjadi tidak nyaman," jelasnya.

Sebelumnya, Kapolri mengatakan bahwa hubungannya dengan Ahok hanya sebatas hubungan profesionalitas semasa dirinya menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada 2015 lalu.

Tidak benar juga perihal tayangan slide Show yang berjudul "Arahan Kapolri" terkait dengan Pilgub DKI 2017 dan seolah memerintahkan Bareskrim untuk melakukan pemeriksaan terhadap senior PAN tersebut.

"Saya harap masyarakat tidak begitu saja menyerap apa yang ada di upload dan diviralkan di media sosial. Medsos tidak bertuan. Setiap orang dapat membuat sesuatu dan sengaja diviralkan untuk agenda mereka sendiri. Apalagi di musim politik pilkada ini. Medsos digunakan sebagai instrumen serangan udara baik untuk mengangkat elektabilitas paslon maupun menyerang pesaing atau pihak lain yang kurang disukai," jelas Tito.

Terakhir Tito menghimbau supaya masyarakat tidak lagi melakukan ataupun menyebarkan video viral yang memiliki unsur negatif. Tito mengajak supaya masyarakat dapat melakukan cara-cara yang lebih terhormat, cerdas, dan damai dalam merayakan pesta demokrasi pemilihan calon gubenur 2017 nanti. 

"Mari kita gunakan cara damai, cerdas, demokratis dan tanpa kekerasan atau ancaman untuk menunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa beradab yg sudah dewasa dalam berdemokrasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement