REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajang pemilihan kepala daerah (pilkada) kerap diwarnai isu negatif terkait suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Padahal sudah semestinya isu negatif SARA ditinggalkan.
"Kita harus menerima semua perbedaan dan keberagaman serta memegang teguh prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Tidak ada lagi mengedepankan perbedaan suku, agama dan ras yang dapat menimbulkan perpecahan," ujar Ketua I Bidang Organisasi dan Keanggotaan Satuan Pelajar dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila Gusti Arief, Ahad (16/10).
Para pemuda hendaknya jangan mudah terprovokasi dan mudah termakan isu-isu negatif SARA. "Mari bersama menciptakan harmonisasi dalan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," kata Gusti.
Kehadiran Pancasila hendaknya membuat semua persoalan SARA menjadi jelas dan tidak ada lagi persoalan perbedaan. Pasalnya Pancasila merupakan perekat kebersamaan dan kebangsaan.
Sapma Pemuda Pancasila sendiri, kata dia, merupakan kawah candradimuka bagi ormas Pemuda Pancasila. Sebagai pengawal dan pengamal Pancasila, Sapma Pemuda Pancasila mempunyai komitmen dalam melahirkan generasi penerus dan pelurus bangsa.