REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama menggelar pertemuan dengan pimpinan majelis-majelis Agama. Dipimpin oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, pertemuan ini untuk merespons sejumlah isu penyelenggaraan Pilkada serentak di sejumlah daerah provinsi dan kabupaten/kota tahun 2017.
Seperti disadur dari kemenag.go.id, pertemuan yang digelar di Kantor Kemenag Jalan MH Thamrin Nomor 6 Jakarta, Jumat (14/10). Selain dihadiri oleh tokoh dan pimpinan masjlis agama, tampak hadir Dirjen Bimas Islam Machasin, sejumlah pejabat di lingkungan Kemenag. Berikut ini kesimpulan pandangan tokoh dan pimpinan majlis agama yang mengemuka dalam pertemuan dan disampaikan ke media:
KH Makruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI):
Pertama, kita, para tokoh agama sepakat, kita tidak rela dan tidak menginginkan pilkada mengorbankan kerukunan nasional, kerukunan antarumat beragama. Karena itu, kita minta pilkada ini diselenggarakan untuk menghindarkan dari hal yang sifatnya bisa menimbulkan ketidakkerukunan itu.
Kedua, supaya agama jangan dijadikan alat menimbulkan konflik, jangan untuk menghina, merendahkan, melecehkan, dan di dalam menghadapi berbagai perbedaan supaya diseleaikan secara musyawarah dengan baik, jangan melalui cara kekerasan, dan andai kita itu tidak terselesaikan kita mengharapkan persoalannya diselesaikan melalui proses hukum sesuai dengan hukum negara kita, jangan ada keributan, karena kerukunan umat beragama lebih tinggi nilainya dibanding masalah-masalah kepentingan sesaat.
Pdt.Dr. Henriette Tabita Hutabarat Lebang, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)
Peranan agama sebagai sumber nilai, sebagai sumber spiritualitas, nilai-nilai moral sangat penting dalam seluruh kehidupan. Dan oleh karena itu, sebenarnya yang paling penting adalah mendampingi umat untuk memilih hal yang benar, hal yang baik, hal yang menyejahterakan semua. Juga, termasuk dalam pelaksanaan proses demokrasi dan pilkada ini. Semoga semua umat juga menyatukan diri, bergandengan tangan untuk menegakkan demokrasi yang semakin kuat dan sehat dalam negara yang kita cintai ini.
Romo Magnis Suseno, Tokoh Agama
Yang penting seperti dikatakan Kyai Makruf, kita sama-sama sepakat bila dalam rangka kampanye-kampanye terjadi pelecehan jangan bereaksi dengan kekerasan, tetapi kalau tidak bisa, langsung diselesaikan dengan musyawarah atau di bawa ke pengadilan, atau diselesaikan sesuai hukum secara beradab.
Jaya Suprana, Budayawan
Saya sangat menghargai dan menghormati sikap umat Islan Indonesia dalam menghadapi perselisihan paham kasus di Kepulauan Seribu Jakarta misalnya. Yang saya khawatirkan menimbulkan kekerasan, tapi terbukti tidak ada, dan umat Islam Indonesia menyerahkan kasus tersebut ke penegak hukum.
Hal itu merupakan sikap yang layak dihormati karena mencerminkan peradaban yang tinggi. Maka, saya selalu bilang, seluruh umat beragama di dunia bisa berpaling ke Indonesia, melihat bagaimana cara umat beragama menyelesaikan masalah-masalah, friksi-friksi bukan dengan kekerasan tapi secara adil dan beradab yaitu, melalui hukum.
Nyoman Suwisma, Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
Kami ingin menegaskan bahwa bangsa kita ini memang dibentuk karena perbedaan, jangan karena perbedaan itu kita terpecah-pecah, tapi justru karena perbedaan itulah semakin kita mantap. Itu yang terus kita tonjolkan.
Suhadi, Perwakilan Ummat Buddha
Indonesia itu terdiri dari suku, agama, ras, dan antar golongan, sambung menyambung menjadi Indonesia. Oleh karena itu, semua ras dan golongan semestinya menjadi kekuatan konstruktif dengan diberi landasan keyakinan agama dari masing-masing agama, agama harus menjadi sumber inspirasi, landasan moral, landasan etik untuk memperkuat Indonesia.
Uung Sendana, Ketua Umum Majlis Tinggi Agama Khonhucu Indonesia (Matakin)
Saya rasa yang penting diingat adalah tujuan pilkada ini untuk mensejahterakan rakyat dan memberi pendidikan, jadi jangan hal lain yang ditonjolkan. Yang paling penting adalah negara atau Tanah Air harus dijaga.
Menag diakhir pernyataan pers bersama pimpinan majlis agama menyatakan bersyukur, tokoh-tokoh agama kita akan mengawal melalui umat agamanya, untuk bagaimana pilkada ini dapat berlangsung dengan baik.