Kamis 13 Oct 2016 17:48 WIB

Kalau Hanya Allah yang Bisa Menafsirkan, untuk Apa Alquran Diturunkan?

Ketum MUI Ma'ruf Amin (tengah), Sekjen MUI Anwar Abbas (kiri), dan Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain menggelar konferensi pers tentang penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta, Jakarta, 13/10).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketum MUI Ma'ruf Amin (tengah), Sekjen MUI Anwar Abbas (kiri), dan Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain menggelar konferensi pers tentang penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta, Jakarta, 13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendukung Cagub Pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Nusron Wahid, mengkritik keputusan MUI yang menilai Ahok telah menghina Alquran. Salah satunya, Nusron mengatakan yang sah menafsirkan Alquran ialah Allah SWT.

Menanggapi pernyataan tersebut, Wakil Sekjen MUI Tengku Zulkarnain mengatakan, dirinya setuju bahwa Alquran tidak boleh ditafsirkan secara serampangan. Namun, ia tidak setuju dengan pernyataan Nusron Wahid dengan menyerahkan tafsir Alquran adalah hak prerogatif Allah saja.

Dia mengatakan, Alquran diturunkan untuk manusia sebagai petunjuk. Bagaimana dapat mengetahui kandungan kitab suci umat Islam jika tidak dapat menafsirkan Alquran. "Kalau Alquran ditafsirkan Allah saja, maka untuk apa diturunkan?" tegasnya, Kamis (13/10).

Sementara Ketua Umum MUI, Ma'ruf Amin, menegaskan pihaknya netral dalam Pilkada DKI Jakarta, sehingga reaksi MUI soal Gubernur Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang mengutip al-Maidah 51 tidak bisa disamakan sebagai sikap politik.

"Tidak benar secara kelembagaan kami mendukung calon tertentu dalam Pilkada Jakarta. MUI tidak ikut poros mana pun," katanya.

Dia mengatakan, pernyataan MUI terkait Ahok yang mengutip al-Maidah 51 itu tidak bisa dibenarkan. Alasannya, Ahok dinilai tidak seksama dalam melakukan tafsir surah, sebagaimana disebutkan Gubernur Jakarta yang tersurat dan tersirat dalam al-Maidah 51 adalah bohong.

Kendati demikian, Ma'ruf mengatakan, MUI tidak melarang anggotanya untuk melakukan aktivitas demokrasi dengan mendukung calon tertentu. Jika anggota MUI mengambil sikap politik tertentu, maka itu adalah tindakan pribadi atau bukan sikap organisasi ulama tertinggi MUI.

"Orang boleh memilih mana saja. Di MUI ini kami 'warnanya' banyak," ucap Ma'ruf. Warna yang dimaksudkan petinggi PBNU tersebut adalah anggota MUI memiliki latar belakang yang bermacam-macam, termasuk sikap politik.

Seperti diketahui, Nusron Wahid membela Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama. Menurut Kepala BNP2TKI, yang paling tahu kandungan surah al-Maidah ayat 51 adalah Allah dan Rasulullah Muhammad SAW.

"Saya ingin menegaskan di sini, yang namanya teks apa pun, itu bebas tafsir, bebas makna. Yang namanya Alquran yang paling sah untuk menafsirkan yang paling tahu tentang Alquran itu sendiri adalah Allah SWT dan Rasulullah. Bukan Majelis Ulama Indonesia, karena kebenaran itu datangnya dari Allah SWT. Itu adalah (dasar) ilmu tafsir," tegasnya. Nusron juga menegaskan yang paling tahu kandungan ayat Alquran surah al-Maidah ayat 51 adalah Allah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement