REPUBLIKA.CO.ID, MERAUKE -- Sebanyak 26 kampung yang ada di Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua hingga kini belum terjangkau listrik yang disediakan PT PLN Cabang Merauke. "Di daerah perbatasan RI - PNG yang belum dijangkau itu di Boven Digoel dan kita kemarin baru survei. Tahun depan kita harus angsur untuk menyalakan, minimal dengan PLTS di puluhan kampung itu," kata mantan Manajer PLN Cabang Merauke, Provinsi Papua Jhon Yarangga, di Merauke, Senin (10/10).
Saat berdiskusi dengan Manajer PLN Merauke yang baru Adi Fitri Atmojo, Jhon mengatakan PLN Merauke mencakup tiga kabupaten yaitu Boven Digoel, Mappi dan Kabupaten Merauke. Ia menambahkan untuk pemenuhan kebutuhan listrik di kawasan perbatasan RI - PNG pihaknya berencana membangun PLTD di Kampung Rawa Biru Merauke dengan kapasitas 2x200 KW dan juga di Kampung Yanggandur berbakapasitas 2x80 KW.
"Jaringannya sudah dibangun, di Rawa Biru 100 persen, Yanggandur sekarang sekitar 80 persen sudah selesai. Jadi kita harus masukan pembangunan gardu listrik pada bulan Oktober atau November. Itu arahnya ke Sota," ujarnya.
PLN Merauke, Jhon mengatakan telah berkomitmen mendukung program pemerintah pusat untuk mengalirkan listrik ke seluruh ibu kota/kabupaten, distrik hingga kampung-kampung. Terutama di daerah perbatasan Indonesia dan Papua Nugini.
"Pelayanan di Distrik Sota Perbatasan RI-PNG sudah kita tingkatkan dari menyala 12 jam, naik menjadi 24 jam. Tapi masih dengan PLTS," katanya.
Sementara ini, kata dia lagi, belum ada wacana untuk menjual listrik ke Papua Nugini sebagaimana yang direncakan PLN Wilayah Papua dan Papua Barat (WP2B) di PLN Jayapura. "Belum ada wacana untuk penjualan ke PNG. Tapi masyarakat PNG bisa menikmati listrik di Indonesia kalau mereka datang ke Sota," katanya.