REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai sudah mengundang banyak orang melewati batas sabarnya. Arogansi dan sikap Ahok dianggap sudah keterlaluan.
"Semakin hari semakin melunjak serta menunjukkan sikap yang jauh dari upaya membangun masyarakat Indonesia yang beradab, toleran, dan cinta damai," kata tokoh muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia, Jumat (7/10).
Menurut dia, sikap Ahok tidak saja selalu mengundang amarah, merusak kedamaian, dan menyakitkan manusia, namun sudah sampai pada menyerang bahkan menista agama Islam. Ahok dinilai telah menghina Alquran, yang artinya telah menghina umat Islam seluruh dunia.
"Ini bukan lagi sekadar soal pilgub DKI semata. Ini sudah masuk pada urusan menyerang keyakinan banyak orang dan merendahkan agama tertentu di luar agamanya," ujar tokoh muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia.
Ahok sama sekali tidak memahami bahkan bertentangan dengan Pancasila dan karakter dasar bangsa Indonesia. Sebagai seorang Muslim dan juga kader Golkar, Doli merasa tersinggung. "Oleh karena itu, saya mendesak agar Partai Golkar segera menarik dukungannya kepada Ahok," ujarnya.
Pasalnya Ahok yang notabene didukung Golkar sudah tidak sesuai lagi dengan jiwa, semangat, dan nilai-nilai yang selama ini dikembangkan dalam Golkar yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini beredar sebuah video di Youtube yang direkam pada acara pertemuan Gubernur DKI Jakarta dengan warga Pulau Seribu. Video tersebut dipublikasikan 27 September 2016.
Berikut kutipan ucapan Ahok di video tersebut: "Saya ingin cerita ini supaya bapak ibu semangat. Jadi nggak usah pikiran, ah, nanti kalau nggak kepilih pasti Ahok programnya bubar', Nggak, saya sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya kan. Dibohongin pakai Surat Al Maidah 51, macem-macem itu. Itu hak bapak ibu, jadi bapak ibu perasaan nggak bisa pilih nih, 'karena saya takut masuk neraka', dibodohin gitu ya. Nggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja,"