REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH -- Pengungsi korban banjir di wilayah Kelurahan Baleendah yang mengungsi di GOR Baleendah mulai terserang penyakit ringan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Baleendah rata-rata pengungsi mengalami sakit demam, flu, gatal-gatal dan diare.
"Pengungsi rata rata sakit ringan, flu, demam, gatal-gatal dan diare," ujar Siti Aspinah, Perawat di Puskesmas Baleendah saat ditemui di GOR Baleendah, Senin (3/10).
Menurutnya, jumlah pengungsi yang berobat di Gedung Inkanas mencapai 26 orang sementara di GOR Baleendah sebanyak 18 orang. Selanjutnya, pihaknya akan memantau beberapa titik yang ditempati oleh para pengungsi korban banjir.
Ia menuturkan, para pengungsi relatif tidak ada yang mengalami sakit berat. Namun, sempat salah satu orang pengungsi dirujuk ke Rumah Sakit Al Ihsan karena mengalami bengkak-bengkak di sekujur tubuh.
Salah seorang pengungsi di Gedung Inkanas, Ai, Warga Kampung Cigosol, Kelurahan Andir, Baleendah mengaku sudah 12 hari berada di pengungsian. Dirinya sempat pulang ke rumah karena banjir sudah reda namun kemarin hujan kembali terjadi sehingga mengakibatkan banjir dan ia memilih untuk kembali ke pengungsian. "Ketinggian air di rumah mencapai 2 meter. Pintu rumah juga sudah tidak terlihat," ungkapnya.
Ia mengaku sehari-hari membuka Warung dan berjualan di rumahnya namun akibat banjir usaha tersebut tidak berjalan. Meski begitu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dirinya kembali berjualan di tempat pengungsian.
Menurutnya, sejak masuk ke tempat pengungsian Rabu (28/9) bantuan dari Pemerintah yang diperolehnya hingga saat ini baru dua kali. Dirinya mengaku cukup dengan bantuan Mie instan dan air mineral tersebut sebab ia ditempat pengungsian hanya berdua bersama suaminya. "Selama tinggal berpuluh-puluh tahun disini, Dulu kalau banjir paling satu hari sudah surut, sekarang mah berbulan-bulan," ungkapnya.