REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ESQ Group menggagas program Sejuta Saudagar Indonesia (SSI) yang diluncurkan secara resmi di Menara 165, Jakarta Selatan, Ahad (2/10). Dalam program itu, terdapat pelatihan intensif untuk masyarakat umum yang ingin menjadi pengusaha.
"Kami menghadirkan SSI untuk menjawab berbagai permasalahan ekonomi yang terjadi di Indonesia," ungkap Ary Ginanjar Agustian, pendiri ESQ Group.
Ia menjelaskan, salah satu latar belakang dicetuskannya SSI adalah krisis ekonomi yang ditandai dengan tingginya jumlah pengangguran di Indonesia. Hal paling menyedihkan, ujarnya, 10 hingga 20 persen dari sekira tujuh juta pengangguran itu adalah para sarjana yang memiliki keterampilan dan pengetahuan mumpuni.
Masalah lain, Ary mencermati bahwa jumlah wiraswasta di Indonesia masih sangat rendah, yaitu satu persen dari keseluruhan jumlah penduduk. Angka itu disebutnya masih tertinggal jauh dari Singapura (tujuh persen), Malaysia (lima persen), dan Amerika Serikat (11 persen).
Kecenderungan lazim yang ada di Indonesia, tutur Ary, adalah sarjana memilih jadi pekerja kantoran atau pegawai negeri begitu lulus kuliah. Sementara, kesempatan kerja yang bisa disediakan pemerintah dan swasta belum cukup memenuhi semuanya.
Ia memaparkan, SSI ingin mengajak semua elemen masyarakat untuk tak tergantung dengan itu. Acara yang dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai kota tersebut menjabarkan betapa siapapun bisa menjadi saudagar alias wirausahawan dan menciptakan pendapatan sendiri.
"Kami men-support dengan dua cara, mengubah mindset masyarakat agar mau menjadi pengusaha serta memfasilitasi mereka untuk membangun dan mengembangkan bisnis dengan jaringan luas," kata penerima gelar Doctor Honoris Causa di bidang pendidikan karakter dari Universitas Negeri Yogyakarta itu.
Para pembicara andal menjadi pemateri dalam pelatihan yang akan diperluas penyelenggaraannya ke seluruh kota besar Indonesia itu. Beberapa di antaranya adalah pendiri Trusmi Group Sally Giovani, motivator dan pengusaha muda Edvan Muhammad Kautsar, serta Coach Nooraizan Zee, pakar pemrograman linguistik dari Malaysia.