REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Pengamat politik yang juga Direktur Konsepindo Research & Consulting, Veri Muhlis Arifuzzaman berpendapat, pertarungan Pilgub Banten amat luar biasa seru. Ada semacam perang ideologi, perang nilai, perang prinsip.
Ia menyatakan propaganda dan perang isu akan mewarnai masa-masa kampanye di Pilgub Banten 2017. Namun jika pasangan Rano-Mulya gagal memanfaatkan momentum ini dan hanya berkampanye dengan cara konvensional, potensi suara akan tergerus.
Veri menjelaskan, survei yang dilakukan lembaganya menempatkan Rano Karno memimpin dengan selisih jauh di atas margin error. Sayangnya pendukung Rano Karno dinilai kurang militan.
Menurut Veri, ideologisasi atau menanamkan rasa "jihad" pada pendukung pasangan Rano-Mulya akan jadi faktor pengaman kemenangannya.
Sementara pasangan WH-Andika harus berjuang serius. Menurutnya, urusan diusung banyak partai bukan jaminan suara tinggi. Tidak ada rumus konversi kursi di DPRD ke suara paslon dalam Pilkada.
"Potensi yang dahsyat itu jika dimenej dengan baik seharusnya bisa bikin menang. Percaya diri dan yakin menang tak serta merta bikin menang. Kemenangan ditentukan oleh penguasaan suara di TPS dan kampanye yang efektif," ujarnya dalam keterangannya, Ahad (2/10)
Veri menambahkan, jika solid dan efektif, pasangan WH-Aa bisa mengejar ketertinggalan. Selisih suara hasil riset opini publik sekarang ini yang berada di kisaran 15-20 persen bisa dikejar.
"Itu kalau solid, bersatu, bergerak, dan memang merasa harus mengejar, sprint. Tapi kalau merasa sudah menang, sudah di depan, siap-siap saja menelan pil pahit," ucap dia mengakhiri.