REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG TIMUR -- Kementerian Perdagangan diminta memperhatikan nasib petani singkong di Lampung mengingat harga singkong saat ini anjlok sangat rendah berkisar Rp 500 per kilogram.
"Harga singkong saat ini sangat rendah, antara Rp 450 sampai Rp 500 per kilogram," kata Muhamad Roni, petani singkong di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, saat dihubungi di Desa Bandar Agung, Kecamatan Bandar Sribhawono, Sabtu (1/10).
Dia mengatakan, harga singkong yang rendah telah berlangsung dalam beberapa bulan ini sehingga membuat para petani merugi. Roni menyatakan, harga singkong sebelumnya Rp 1.400 per kilogram. Menurut dia, dengan harga singkong Rp 500 per kilogram jika dihitung harga bersih yang diterima petani adalah Rp 200 per Kg.
"Karena ada potongan 15 persen per kilogram di lapak pembeli, biaya ongkos kuli Rp 80, biaya angkut singkong dari kebun ke lapak Rp 80 per kilogram dan biaya lainnya sehingga yang diterima petani sekitar Rp 200 per kilogram," katanya.
Dia berharap pemerintah segera membantu para petani singkong di daerahnya sehingga dapat menikmati harga singkong yang layak. "Harga singkong yang layak dan petani bisa untung itu sekitar Rp 900 sampai Rp 1.000 per kilogram, kalau di bawah Rp800 per kilogram, petani singkong akan rugi," ujarnya.
Ia juga meminta agar pemerintah tidak melakukan impor singkong atau tapioka karena stok singkong di daerah ini melimpah. "Harapan saya buat pemerintah jangan impor, buat apa impor kalau stok singkong di dalam negeri melimpah mengingat dampak impor membuat petani merugi karena stok jadi menumpuk," katanya.
Sebelumnya, para petani singkong di Kabupaten Mesuji juga mengeluhkan harga komoditas itu yang makin merosot sehingga membuat petani makin terpuruk. Menurut dia, harga singkong tersebut merupakan harga pabrik dengan potongan 15-20 persen, sehingga harga yang bersih diterima petani paling besar Rp 300 per kilogram.
Semakin anjloknya harga singkong tidak sesuai dengan biaya tanam dan perawatan yang telah dikeluarkan petani. Keluhan anjloknya harga singkong itu juga disampaikan para petani singkong di Kabupaten Tulangbawang dan Lampung Tengah di Provinsi Lampung.
Lampung adalah daerah penghasil singkong utama di Indonesia, selain dijual dalam bentuk singkong mentah juga diolah menjadi tepung tapioka atau makanan jadi.