Senin 07 Jul 2025 19:17 WIB

Mentan Ungkap Instruksi Prabowo: Lindungi Petani Singkong

Petani singkong di Indonesia terancam banjir impor tepung tapioka dan singkong.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Prabowo Subianto bersama Mentan Andi Amran Sulaiman di kantor Kementan, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2025).
Foto: Republika.co.id
Presiden Prabowo Subianto bersama Mentan Andi Amran Sulaiman di kantor Kementan, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Prabowo Subianto meminta ke jajarannya untuk melindungi petani singkong dari banjir impor tepung tapioka dan singkong. Impor kedua produk pertanian tersebut menyebabkan terganggunya tataniaga singkong (ubi kayu) di daerah.

"Kami sudah laporkan pada Presiden, beliau menyampaikan lindungi petani dalam bentuk apa pun," ucap Menteri Pertanian Andi Amran ketika ditemui setelah menghadiri Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IV di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025).

Baca Juga

Pernyataan tersebut terkait banjir impor tepung tapioka dan singkong, yang menyebabkan produk singkong atau ubi kayu dan tepung tapioka dalam negeri tidak terserap dengan maksimal. Untuk mengatasi hal tersebut, Amran telah melakukan rapat bersama Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan kementerian/lembaga terkait lainnya.

"Setelah kami rapat bersama Menko Pangan, kemudian Menko Perekonomian, itu ada dua kemungkinan. Lartas (larangan dan pembatasan impor) atau tarif," kata Amran.

Saat ini, kata dia, pemerintah cenderung memberlakukan tarif atas impor singkong dan tapioka. Tetapi, hal tersebut belum betul-betul menjadi keputusan final.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat selesai. Ini kami sudah rapat berkali-kali. Kami bisa merasakan apa yang dirasakan saudara petani ubi di seluruh Indonesia, khususnya Lampung," ucap Amran.

Sebelumnya, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengatakan, pelaksanaan aturan impor terbatas untuk tepung tapioka dengan segera dapat memperbaiki tataniaga ubi kayu di daerah. Menurut dia, serapan tapioka dan ubi kayu tanah air tidak maksimal, sebab kalah persaingan harga dengan tepung tapioka impor.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement