REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta mengingatkan potensi enam ancaman bencana yang meungkin terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta akibat musim pancaroba.
"Keenam potensi ancaman bencana, yakni banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, petir, dan gelombang tinggi. Petir terutamanya yang tinggal di daerah dataran tinggi Sleman dan Kulon Progo bagian utara," kata Koordinator Pos Klimatologi BMKG Yogyakarta Joko Budiono, Sabtu (28/9).
Menurut dia, gangguan cuaca yang menimbulkan ancaman bencana ini diantaranya adanya suhu permukaan laut selatan Jawa dan barat Sumatera menghangat. "Sehingga pasokan uap cukup banyak, yang berdampak pada pembentukan awan hujan," katanya.
Ia mengatakan, gangguan yang kedua ialah potensi La Nina masih muncul dengan kategori lemah. Namun, menimbulkan dampak juga bagi proses pembentukan awan hujan. "Gangguan cuaca MJO atau pergerakan akumulasi uap air juga ada. Saat ini aktif berada di wilayah Indonesia sehingga memberi kontrbusi bagi turun hujan," katanya.
Joko mengatakan, selain menimbulkan ancaman bencana, berdampak juga pada datangnya musim hujan. Prediksinya akan maju antara dua hingga tiga dasarian dibandingkan pada musim normal.
"DIY masuk pancaroba akhir September hingga pertengahan Oktober. Diawali di bagian utara dan terakhir selatan (Gunung Kidul). Lebih maju dua-tiga dasarian," katanya.
Ia mengatakan, secara merata saat ini di DIY masih masa pancaroba. Wilayah yang berpeluang terjadinya hujan dengan intensitas rendah dan sedang berada di Sleman, Kulon Progo bagian utara dan Kota Yogyakarta. "Suhu juga masih normal, terendah di angka 21 derajat Celcius," katanya.