REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Poltracking Institute, Agung Baskoro menilai, pemilih pemula memiliki kriteria tertentu sebelum memberikan suaranya pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka dianggap sebagai pemilih yang kritis dan unik.
"Pemilih pemula ini merupakan kelompok pemilih yang melek informasi (connected kids) sehingga dapat diasumsikan sebagai pemilih yang kritis dan unik," kata Agung di Jakarta, Selasa (27/9).
Menurutnya, kendati jumlahnya tidak banyak atau sekitar 11-13 persen dari total pemilih DKI Jakarta, namun mereka mampu mempengaruhi kelompok usia dewasa. Ia menyebut, pemilih pemula lebih tertarik pada kandidat calon gubernur yang kreatif menawarkan programnya.
Menurutnya, dalam pilkada yang paling berpengaruh adalah faktor figur. Sehingga, ia berujar, kemampuan para calon gubernur-wakil gubernur menampilkan sosok yang beda dan 'menjual' sisi-sisi lain yang lebih otentik, dapat mengundang simpatik pemilih pemula.
Ia meyakini, perjumpaan antara pemilih mula dengan Pilkada DKI akan memberi dampak berbeda dari pemilihan sebelumnya. Sebab, ia melanjutkan, pemilihan ini menghadirkan pilihan calon-calon gubernur dan wakil gubernur yang berkualitas.