Selasa 27 Sep 2016 06:33 WIB

IPW: Tiga Perwira Polisi Kontroversial Dimutasi

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane (berbicara)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane (berbicara)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Indonesia Police Watch (IPW) menilai, mutasi dilakukan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian terhadap 47 perwira polisi, tiga orang perwira di antaranya penuh kontroversial di wilayah tugasnya.

"Selain Kapolda Riau dan Wakil Kapolda Riau, Wakapolda Lampung (Kombes Krishna Murti) juga dimutasi. Mutasi ketiga perwira ini sedang disorot terkait dugaan kasus-kasus kontroversial," ucap Ketua Presidium IPW Neta S Pane melalui telepon seluler di Pekanbaru, Senin (26/9).

Menurutnya, sorotan secara nasional baik di markas besar (Mabes) Polri maupun di mata publik karena bertolak belakang dengan tugas pokok dan fungsi yang dijalankannya.

Namun mutasi ini merupakan mutasi pertama di era pasangan Kapolri Tito dan Wakapolri Syafruddin karena terlihat keduanya menginginkan kader-kader Polri yang menjadi pimpinan, bisa menjaga sikap.

Lalu mengendalikan anak buah terutama dilapangan, sehingga tidak muncul kegaduhan dan penuh kontroversi yang bisa merusak citra Polri itu sendiri. IPW memberi apresiasi terhadap mutasi yang dilakukan Tito-Syafruddin, sebab dinilai mulai menggulirkan revolusi mental dalam rangka melakukan perubahan di internal Polri.

"Figur-figur yang timbulkan kontroversi digeser dan 'disimpan', agar tidak timbulkan polemik panjang. Bagi kita, ini terapi kejut dan akan bawa dampak positif bagi kader Polri. Karena harus berfikir dua kali, sebelum melakukan hal-hal negatif," terangnya.

Neta menambahkan, sikap ini harus mendapat dukungan dengan pengawasan internal yang ketat. Irjen Pol Idham Azis tampil sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan, diharapkan mampu bersinergi dalam mendukung penuh gebrakan Kapolri Tito.

Sebab, katanya, tantangan terberat Idham adalah mengawasi internal Polri secara ketat dan memproses polisi-polisi brengsek dengan tegas, agar kepercayaan publik terhadap Polri tetap terjaga dan rasa keadilan publik terbangun.

"OTT (operasi tangkap tangan) dan tindakan tegas terhadap perwira yang bermasalah harus dilakukan Idham secara konsisten. Latar belakang cukup lama di Densus, bisa tegas lakukan gebrakan demi revolusi mental di Polri," bebernya.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar pekan lalu membenarkan, pihaknya melakukan mutasi terhadap 47 perwira tinggi dan perwira menengah di tubuh institusi itu. Hal tersebut tertuang dalam surat telegram Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian Nomor ST/2325/IX/2016, ditandatangani oleh Wakapolri Komjen Syafruddin tertanggal 23 September 2016.

Boy menampik tudingan terkait mutasi dua pejabat penting di Polda Riau itu dengan kasus kebakaran hutan dan lahan di Riau atas terbitnya Surat Perintah Pemberhentian Penyidikan (SP3) terhadap 15 perusahaan di tahun 2015.

Polda Riau juga diterpa isu tidak sedap karena beredar foto bersama pejabat teras instusi itu bersama petinggi perusahaan sawit yang tengah didalami keterlibatannya dan bentrokan berdarah di Meranti, berawal dari cinta segita melibatkan polisi setempat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement