Senin 26 Sep 2016 14:36 WIB

Ahok-Djarot Harus Ekstra Kerja Keras

Para pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur yang akan maju di Pilkada DKI Jakarta melakukan swafoto (selfie).
Foto: Foto istimewa
Para pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur yang akan maju di Pilkada DKI Jakarta melakukan swafoto (selfie).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor mengatakan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful harus bekerja keras dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.

"Pemilihan Gubernur DKI Jakarta termasuk yang sulit diperkirakan. Saat ini juga masih terlalu dini memperkirakan akan satu putaran atau dua putaran, yang pasti, pasangan yang masih menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur harus bekerja keras," kata Firman, Senin (26/9).

Firman menilai Ahok memiliki kelebihan pendukung yang fanatik, sedangkan dari sisi prestasi masih relatif. Namun, kekurangan Ahok adalah daya ajak pimpinan terhadap rakyat dan anak buah yang relatif minim sehingga menimbulkan antipati.

"Antipati ini yang sayangnya semakin bertambah, bukan berkurang," ujarnya.

Menurut Firman, pasangan calon yang sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta adalah yang terbaik karena dipilih melalui berbagai pertimbangan oleh partai-partai pengusung.

"Pasangan-pasangan yang terpilih telah memenuhi beberapa syarat seperti dukungan politik legal formal, jaringan politik akar rumput, restu elit politik, kekuatan finansial serta kelompok kepentingan dan penekan," tuturnya.

Firman mengatakan tidak ada pasangan yang tidak melalui atau melewati pertimbangan-pertimbangan tersebut. Karena itu, dia menilai pasangan Ahok-Djarot, Agus Harimurti-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno adalah yang terbaik bagi Jakarta.

Dilihat dari kelompok-kelompok akar rumput, Firman menilai masing-masing kandidat juga memiliki dukungan yang relatif komplet, meskipun khusus untuk kalangan Muslim, setidaknya secara lembaga, tampaknya akan lebih banyak mendukung pasangan selain Ahok-Djarot.

"Apakah itu krusial? Bisa iya, bisa juga tidak. Namun fanatisme kalangan saat ini jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Ini jelas menjadi peringatan yang tidak dapat diabaikan begitu saja," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement