REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film bisa menjadi salah satu cara untuk mengampanyekan lingkungan hidup. Film musik 'Bumiku' karya Natasha Dematra menjadi salah satu contohnya. Film ini diputar perdana pada hari Perdamaian Sedunia dengan tema Environment for Humanity & Peace yang ditonton oleh beberapa menteri, aktivis lingkungan dan budayawan.
"Terciptanya lagu Bumiku diharapkan dapat menjadi jembatan kepada orang-orang yang tidak peduli akan isu lingkungan hidup. Lagu tersebut juga dapat membangun kepercayaan kepada semua generasi bahwa lingkungan hidup bukanlah masalah satu atau dua orang saja namun merupakan masalah seluruh manusia di muka bumi," ungkap sutradara film Bumiku Natasha Dematra, akhir pekan lalu.
Film pendek ini membawa pesan yang kuat akan bahaya pemanasan global dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia. Natasha Dematra adalah seorang penyanyi, artis film, sutradara film yang telah memperoleh sejumlah penghargaan internasional diantaranya pemegang rekor dunia sutradara perempuan termuda (11 tahun) di dunia untuk film panjang, penghargaan sutradara pendatang baru terbaik di ajang America Movie Awards, penyanyi terfavorit di Global Music Awards, dan aktifis bidang sosial sebagai duta perdamaian dan duta lingkungan hidup.
Dalam sambutannya, menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar mengatakan Indonesia harus mengambil posisi terdepan dalam kampanye lingkungan hidup. "Dan Indonesia tidak boleh main-main dalam menangani masalah yang sangat serius ini. Semua pihak, khususnya kalangan media dan dunia kreatif, adalah ujung tombak untuk membangun kesadaran ini," kata dia.
Bersamaan dengan peluncuran ini, diluncurkan juga Gerakan Sosial World Enviroment Movement oleh Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar bersama dengan para menteri, para raja dan aktifis dunia kreatif dari 11 negara. World Environment Movement merupakan sebuah gerakan sosial yang bertujuan membangun kepercayaan masyarakat dunia akan pentingnya lingkungan hidup bagi manusia dan perdamaian.