Senin 26 Sep 2016 08:25 WIB

Pengamat: Agus-Sylvi Punya Banyak Keuntungan

Pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni seusai menjalani tes bebas narkoba di BNN, Jakarta, Ahad (25/9).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni seusai menjalani tes bebas narkoba di BNN, Jakarta, Ahad (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, memiliki berbagai keuntungan. Dengan adanya dukungan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), paslon tersebut diyakini akan mendapatkan limpahan elektoral dari ormas yang lekat dengan kedua parpol tersebut, yakni Muhammadiyah dan NU.

Pengamat politik dari lembaga kajian Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, pasangan Agus-Sylviana juga memiliki Susilo Bambang Yudhoyono yang diyakini bakal menjadi penasihat Agus dalam kontestasi pilkada. Kehebatan SBY dalam strategi politik dipandang akan membantu Agus-Sylviana di pilkada.

Selain itu, Agus yang pernah berkarier di bidang militer akan memperoleh simpati dari kalangan TNI dan pensiunan. Agus kini juga dipandang menjadi idola baru para pemilih muda.

"Demokrat sudah mempertaruhkan karier militer Agus, sehingga Demokrat tidak akan main-main dan saya yakin seluruh kader Demokrat bekerja keras dan all out bersatu memenangkan Agus-Sylviana," ujar Pangi.

Ia mengemukakan, efek figur SBY yang masih disukai rakyat secara otomatis dapat mendongkrak elektabilitas Agus Yudhoyono. Masyarakat yang merindukan kepemimpinan SBY, katanya, akan berupaya mengobati rasa kerinduan tersebut dengan mendukung Agus.

Ia juga mengatakan, sosok Sylviana yang berlatar belakang pegawai negeri sipil merupakan representasi dari kelompok perempuan. Sylviana dapat menjadi pilihan alternatif bagi PNS yang tidak puas dengan kepemimpinan DKI Jakarta selama ini.

"Ini pertarungan besar, dibutuhkan modal politik, kelihaian, kemahiran, dan sense of politics. Ini pada akhirnya juga ada hubungannya dengan skema dan peta politik Pemilu 2019 dan merupakan satu rangkaian yang tidak boleh terputus. Ini pilkada rasa pilpres," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement