REPUBLIKA.CO.ID, PENUKAL ABAB -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Pusat segera memproses laporan korban pelecehan seksual yang dilakukan pelaku Nu (48), warga Desa Harapan Jaya Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatra Selatan.
Komisioner KPAI Putu Elvina mengatakan KPAI Pusat segera berkordinasi dan menyurati Polres Muara Enim dan Pemerintah Kabupaten PALI, guna menindak lanjuti laporan pelecehan seksual anak di bawah umur tersebut, untuk tindakan penegakan hukum dan perlindungan hukum bagi para korban.
"Anak-anak di bawah umur akan trauma dengan hal ini, begitu juga secara psikologis," katanya di Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sabtu (24/9).
Menurut dia, anak-anak yang menjadi korban tersebut harus segera dibantu dengan bimbingan konseling, psikologis agar bisa kembali memiliki semangat untuk masa depanya. Oleh karena itu, kata dia, Kabupaten PALI yang belum memilik KPAID perlu didukung oleh pemerintah kabupaten setempat juga penegak hukum untuk segera membentuk Komisioner KPAID PALI.
Namun, kata Elvina, hal yang perlu diingat masa depan bangsa ini ada pada anak-anak sebagai estafet penerus bangsa. Ia menambahkan KPAI segera menindak lanjuti laporan ini, begitu juga penegakan hukum serta dukungan pemerintah daerah untuk memulihkan anak-anak tersebut dari trauma peristiwa yang dialaminya.
Kronologis kejadian ini terungkap setelah satu anak mengaku menjadi korban pelecehan dan setelah polisi mendapat laporan tersebut melakukan pengembangan. Polisi berhasil menangkap pelaku dan setelah menjalani pemeriksaan dia mengaku sudah mencabuli 15 anak usia laki-laki di bawah umur dan masih duduk dibangku Sekolah Dasar.
Trik pelaku menjerat korban dengan mengiming-imingi memberikan sejumlah uang. Kemudian Pelaku mengajak ke rumahnya lalu memijat serta memegang alat kelamin korban juga menghisapnya.
Dari tiga korban pencabulan mengaku mengalami sakit di bagian alat kelamin dan mengeluarkan nanah, kata Yadi, salah satu keluarga korban. "Keponakan kami sekarang ada luka di bagian dalam kelaminnya, dan mengeluarkan nanah," katanya.
Menurutnya, sekarang para orangtua korban telah melaporkan perbuatan pelaku ke Polsek Tanah Abang, sementara anak-anak yang menjadi korban tetap sekolah seperti biasa, hanya yang mengalami sakit masih diobati dengan cara rawat jalan.