Jumat 23 Sep 2016 16:09 WIB

Soal Agus-Sylviana, Poros Cikeas Acuhkan Survei

Rep: Ali Mansyur/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah petinggi partai politik Koalisi Cikeas saat mengumumkan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Foto: Republika/Lintar Satria
Sejumlah petinggi partai politik Koalisi Cikeas saat mengumumkan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani mengakui dalam mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, tidak berpatokan pada hasil survei.

Meski demikian, pihaknya bersama tiga partai lainnya yang tergabung pada Poros Cikeas memiliki keyakinan pasangan tersebut memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat DKI Jakarta. Bahkan dia menyebutkan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) survei tidak bisa menjadi patokan yang harus diimami.

Menurutnya, survei hanya satu barometer dari sekian referensi untuk mengusung cagub dan cawagub di DKI Jakarta. Arsul Sani memiliki alasan tersendiri, apabila empat partai, yakni Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan juga PPP mengusung nama baru yang belum memiliki nama di kancah politik.

Dia berkaca pada kasus Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang memiliki survei cuma empat persen saat pertama kali diumumkan menjadi cagub DKI Jakarta beberapa tahun silam. Begitu juga dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang ketika disurvei hanya di bawah 10 persen.

Namun justru keduanya berhasil memenangkan Pilkada. Dengan demikian dia juga berharap pasangan calon Agus Harimurti dan Sylviana Murni bernasib sama dengan Jokowi dan Ganjar pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.

"Survei itu hanya satu patokan saja pada parameter-parameter dan analisis lainnya yang dipergunakan. Jadi kalau untuk pilkada hanya menempatkan yang harus diimami itu salah, survei itu bukan untuk diimami itu cuma satu referensi, tapi buka satu-satunya referensi. Karena sudah banyak contohnya di DKI Jakarta sendiri hasil survei itu sudah tidak akurat. Dulu Pak Jokowi di bawah 10 persen melawan Foke yang 56 persen," jelas Arsul Sani saat dihubungi melalui seluler, Jumat (23/9).

Namun dia tidak memungkiri ada 'pekerjaan rumah' bagi empat partai Poros Cikeas untuk menaikkan elektabilitas dan mengenalkan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni kepada masyarakat DKI Jakarta.

Lanjut Arsul Sani, pasangan ini sudah memiliki modal yang bagus untuk bersaing dengan pasangan calon lainnya yang maju di Pilgub DKI Jakarta. Agus merupakan sosok muda yang intelektual, dan pemegang tiga gelar master dibidang kebijakan publik maupun pertahanan dari universitas terkemuka di dunia, di antaranya dari Universitas Harvard dan Nanyang.

Kemudian dia juga berlatar belakang militer, pernah menerima penugasan-penugasan yang sulit, dan pastinya punya disiplin dan dedikasi tinggi. Selanjutnya, Sylviana juga memiliki modal sosial yang baik. Karena dia adalah orang Betawi yang merakyat.

Sylviana juga mewakili perempuan yang merupakan 49 persen pemilih di DKI Jakarta. Keduanya merupakan perpaduan antara Jawa sebanyak 37 persen dan Betawi 24 persen. Dari segi politik, Agus Harimurti Yudhoyono yang diusung oleh Partai Demokrat memiliki 10 kursi, dan Sylviana merupakan pejabat yang berprestasi.

"Mas Agus yang ganteng dan bu Sylviana juga cantik, itu tantangannya untuk membuat masyarakat DKI Jakarta tertarik," kata Arsul Sani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement