REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Teroris Harits Abu Ulya mengatakan agar Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian untuk terus mengumandangkan pendekatan persuasif kepada 11 orang terduga teroris kelompok Santoso yang tersisa. Bahkan menurut Harits dalam memberikan imbauan tersebut, bisa saja Tito sebagai kapolda mendatangi langsung pegunungan Poso tersebut.
"Ini untuk menujukkan keseriusan dia betul-betul ingin mengedepankan cara-cara yang soft daripada cara militeristik," ujar Harits saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (21/9).
Bagaimanapun caranya, menurut Harits, yang pasti harus terus mendorong upaya-upaya pendekatan persuasif tersebut. Mengimbau kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) agar turun gunung.
"Karena dengan pendekatan persuatif yang bisa di dengar oleh mereka itu agar terus dikumandangkan. Jadi agar kemudian meminimalisasi korban jiwa," paparnya.
Harits menambahkan saat ini dari 11 orang dalam kelompok tersebut terduga teroris Ali Kalora yang tengah digemborkan. Padahal kata dia Ali Kalora tidak memiliki karakteristik seorang pemimpin sehingga dinilai tidak begitu berbahaya.
"Jadi latar belakang dia kan pernah diminta keluarganya untuk turun gunung, dia engga mau karena tidak siap berhadapan dengan interogasi polisi jadi dia memilih bergabung dengan Santoso," jelasnya.
Menurutnya ini hanya masalah waktu bagi 11 DPO tersebut mampu bertahan di pegunungan Poso. Karena minimnya persediaan senjata dan logistik tentu saja akan memaksa mereka untuk turun gunung.
"Jadi saya melihat hanya soal waktu saja," terangnya.