Rabu 21 Sep 2016 09:27 WIB

Ini Sikap Plin-Plan Ahok, dari Tolak Partai Sampai Merapat ke Mega

Ahok
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ahok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDIP resmi mendukung Gubernur pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Penunjukkan Ahok sebagai gubernur melewati beragam drama, dari mulai sang Gubernur yang tak mau diusung parpol, sampai akhirnya merapat ke PDIP. Nama Risma juga sempat disebut-sebut akan dicalonkan sebagai gubernur DKI.

Berikut sejumlah pernyataan Ahok yang berubah-ubah dari waktu ke waktu, dari mulai menolak partai sampai merapat ke rumah Megawati. 

20 Maret 2016, Ahok Pilih Jalur Independen, Nilai Partai Lamban 

Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok mengungkapkan mengapa dirinya lebih pilih jalur independen dalam Pilgub DKI 2017. Menurutnya, partai politik terlalu banyak berpikir untuk menggaetnya sebagai bakal calon gubernur.

''Partai yang memutuskan untuk mendukung sangat lambat. Saya lebih cocok profesional daripada politik, karena tidak punya uang,'' kata Ahok saat menghadiri pelantikan pengurus Nasdem, di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (20/3).

Namun, dia menyebutkan, Nasdem adalah salah satu partai yang tidak butuh waktu lama untuk mendukungnya. Ia mengaku telah kenal dengan Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh, sejak menjabat sebagai Bupati Belitung Timur.

Dirinya juga bercerita, Surya Paloh merupakan teman dari bapaknya. Ahok pun terlibat menjadi deklarator ormas Nasdem. Bahkan, saat ini adiknya juga menjadi pengurus Partai Nasdem.

24 Mei,  Ahok Konsisten Pilih Jalur Independen, tak Mau Kecewakan Teman Ahok

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan belum berminat menjadi kader salah satu partai mana pun. Padahal sinyal dukungan partai Golkar nampak menguat padanya.

Basuki alias ahok mengatakan tetap ingin konsisten pada jalur dukungan dari Teman Ahok. Sehingga ia belum mau menerima pinangan dari partai manapun.

"Saya tidak bisa diusung Partai. Kalau mau ikut, dukung teman Ahok, karena teman Ahok sudah bekerja. Kita enggak mau ngecewain mereka," katanya kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (24/5).

Di sisi lain, ia optimistis dukungan dari Golkar sudah pasti diperoleh olehnya. Sebab ia menyebut selama ini sudah berteman lama dengan para pengurus Golkar.

27 Juli, Ahok Pilih Partai Politik daripada Teman Ahok

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akhirnya memastikan jalur mana yang ditempuh dalam Plgub DKI 2017. Ia lebih memilih jalur partai politik (parpol) ketimbang jalur independen bersama Teman Ahok.

Basuki alias Ahok menyadari perjuangan parpol juga besar untuk membantu Teman Ahok mengumpulkan sejuta KTP. Selain itu, ia merasa proses pemberian dukungan parpol pun tidaklah sulit. Sehingga ia berkesimpulan parpol serius mendukungnya.

"Kita lihat perjuangan Teman Ahok banyak teman parpol yang diam-diam dukung. Dan ketika Teman Ahok bikin surat dukungan, dibuat juga cepat. Saya kira baru kali ini parpol buat surat dukungan cepat sekali ketika teman-teman bilang butuh surat dukungan, langsung semua bikin. Saya benar-benar lihat parpol menghargai anak-anak muda, dan teman-teman Ahok menghargai parpol," katanya di Sekretariat Teman Ahok, Rabu (27/7).

Ahok meyakini, jika dirinya bekerja benar, tak menerima suap dan bekerja buat rakyat, maka pasti akan memperoleh pendukung. Ia merasa optimistis bahwa ketiga parpol pendukungnya, yaitu Nasdem, Hanura dan Golkar mampu menunjukkan keseriusan dukungan.

"Makanya saya mau uji coba, dan ini sudah berhasil. Partai sudah membuktikan bukan cuma ngomong, dari dulu kan sudah pribadi-pribadi mendukung. Jadi malam ini saya sudah bilang, kita juga harus menghargai parpol, teman-teman seperti ini. Juga Teman Ahok saya sudah bilang, sudah kita pakai parpol saja lah," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement