Senin 19 Sep 2016 14:01 WIB

Bogor Tempat Berkendara Terburuk se-Dunia, Ini Langkah Bima Arya

Rep: Santi Sopia/ Red: Nur Aini
Ratusan kendaraan trerjebak kemacetan panjang di kawasan Empang, Kota Bogor (ilustrasi).
Foto: Antara
Ratusan kendaraan trerjebak kemacetan panjang di kawasan Empang, Kota Bogor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Penobatan Kota Bogor sebagai kedua terburuk dunia untuk berkendara versi aplikasi penunjuk jalan gratis asal Israel, Waze menjadi bahan evaluasi bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, banyak yang mempertanyakan hasil survei itu, baik dari segi metode, parameter maupun pengguna aplikasi. Namun tak dapat dipungkiri, Bogor memang semakin macet.

"Meski begitu, hasil survei itu jadi kado buat kami, saya meminta pada semua jajaran, hal ini tidak perlu diperdebatkan, yang paling penting kita lakukan evaluasi. Apalagi di Hari Perhubungan Nasional Tingkat Kota Bogor sekarang, itu bisa dijadikan momentum," kata Bima, di Bogor, Senin (19/9).

Bima menambahkan Pemkot Bogor memiliki program jangka pendek, menengah, dan panjang terkait lalu lintas. Untuk jangka pendek,yang terpenting adalah penertiban kawasan terutama jalur-jalur yang rawan kemacetan padat. Penertiban ini bisa meliputi, parkir liar, pedagang Kaki Lima (PKL) maupun penambahkan jumlah personel penertiban.

Bima menjelaskan sampai saat ini Pemkot Bogor memang masih kekurangan personel yang terdiri dari DLLAJ, Satpol PP, maupun pihak Polresta. Sementara program jangka menengah dan panjang, yaitu mengenai konversi angkot menjadi bus termasuk pembangunan koridor khusus bus trans Pakuan. Adapun hingga saat ini, sudah hampir 100 persen angkot dijadikan berbadakan hukum.

"Konsep, rencana, regulasi (Perwali) sudah ada tinggal bagaimana aksinya. Tahun depan ditargetkan satu atau dua koridor bus sudah jadi, karena kalau bus idak punya koridor khusus, akan tetap balapan sama angkot," kata dia.

Sebelumnya aplikasi penunjuk jalan Waze merilis indeks kepuasan berkendara hasil survei seluruh pengguna aktifnya untuk menentukan kota terburuk dan terbaik untuk dilewati. Hasil survei menunjukkan kota Bogor menempati urutan kedua sebagai kota dengan tingkat kepuasan berkendara terburuk di dunia.

Indeks kepuasan berkendara itu merupakan indeks tahunan kedua, dengan mencantumkan enam indikator, di antaranya kepadatan dan keparahan lalu lintas, keselamatan perjalanan, kualitas dan infrastruktur jalan, maupun perasaan pengguna waze. Bogor mendapatkan penilaian indeks terendah kedua di dunia dari 38 negara yang disurvei dengan nilai 2,15 dan menduduki peringkat 185. Nilai itu hanya di bawah Kota Cebu, Filipina yang mendapat nilai 1,15 yang mendapat peringkat pertama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement