REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Lomba tangkap buaya yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur hingga saat ini terus bertambah jumlah pesertanya. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Promosi Disparekraf NTT Klakik.
"Saat ini sudah bertambah menjadi empat tim setelah ada dua kelompok dari Universitas Nusa Cendana (Undana) yang ikut terlibat dalam lomba tersebut," katanya di Kupang, Sabtu (17/9).
Hal ini disampaikan menanggapi perkembangan dari jumlah peserta yang telah mendaftar untuk ambil bagian dalam lomba tangkap buaya yang hadiahnya mencapai Rp 5 juta.
Eden jelaskan, empat tim yang sudah mendaftar tersebut adalah dua tim berasal dari Resimen Mahasiswa Universitas Cendana (Undana) Kupang, sedangkan dua tim lainnya adalah dari warga Kota Kupang.
Ia menjelaskan, dua tim dari masyarakat umum yang telah mendaftar itu sebelumnya telah memetakan daerah-daerah yang menjadi lokasi berkumpulnya buaya dan menjadi pintu keluar masuknya buaya.
"Kita berharap ada dari pihak luar Indonesia juga yang ikut mendaftar karena beberapa waktu lalau ada pihak dari luar negeri yang sempat menanyakan kebenaran dari informasi lomba yang unik ini," tuturnya.
Eden sendiri mengatakan, dilaksanakan perlombaan menangkap buaya tersebut dikarenakan akhir-akhir ini sejumlah lokasi wisata di Kota Kupang terganggu dengan keberadaan buaya yang berkeliaran dan mengganggu para wisatawan.
Lebih lanjut ia juga mengatakan, beberapa waktu lalu juga ada korban yang meninggal akibat diterkam buaya saat melaut, sehingga dilaksanakannya lomba tersebut dalam rangka menggurangi penyebaran buaya di teluk Kupang dan sekitarnya.
"Tetapi kita larang untuk membunuh buaya itu. Peserta penangkap buaya harus terdiri dari 10 oarang dan harus menangkapnya dalam keadaan hidup," tambahnya.
Disamping itu, peserta juga dilarang langsung turun ke lokasi sarang dari buaya tersebut karena akan membahayakan keselamatan peserta lomba. Disparekraf NTT Juga menyediakan asuransi bagi para peserta yang mengikuti lomba tersebut.