REPUBLIKA.CO.ID, PURWOREJO -- Mempunyai gedung sekolah baru sudah menjadi impian sejak lama bagi guru dan siswa-siswi SMK N 7 Purworejo. Namun untuk mewujudkannya, sekolah tak mau berpangku tangan dan semata mengandalkan pada anggaran yang diberikan oleh pemerintah.
Kini mereka tengah berupaya mengumpulkan dana untuk pembangunan gedung baru melalui pengembangan produk inovasi yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas. Produk itu sendiri dibuat oleh siswa-siswi SMK N 7 Purworejo. Produk inovasi itu berupa pembalut wanita dari bahan dasar kain yang telah dipasarkan sejak 2012.
"Keuntungan yang didapat dari penjualan pembalut ini untuk operasional sekolah. Sekolah juga punya cita-cita hasilnya sedang dikumpulkan untuk pembuatan gedung," ujar Nurul Fadilah, siswi SMK N 7 Purworejo sekaligus tim pemasaran pembalut berbahan dasar kain kepada Republika.co,id, Jum’at (16/9) siang.
Hingga tahun ini, jumlah penjualan pembalut berbahan dasar kain itu telah mencapai 22.435 per kemasan. Nurul mengatakan untuk pemasaran pembalut itu sekolah sudah mempunyai 65 agen penjualan. Produk mereka pun telah tersebar di 154 kota/kabupaten se-Indonesia.
Nurul mengatakan mulanya guru dan siswa-siswi merasa kurang nyaman ketika menemukan pembalut bekas pakai di kamar mandi sekolah. Hal itu membuat mereka berupaya membuat pembalut dari bahan dasar kain. Tujuannya agar pembalut yang sudah digunakan tidak dibuang, sebab pembalut kain dapat dicuci sehingga bisa digunakan berulang-ulang.
"Terus kita kembangkan, dan sekarang bukan hanya sekolah yang membuat tapi juga kita berdayakan masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah," katanya.
Sementara Retno Mulyanti yang juga merupakan tim promosi menerangkan pembalut yang diberi nama pembalut Siklus itu mempunyai keunggulan dari pada pembalut yang dibuat oleh industri. Diantaranya dapat dicuci sehingga bisa gunakan berulang-ulang, tidak mengandung bahan kimia karena terbuat dari kain biasa, lebih sejuk saat digunakan.
"Selain itu secara tidak langsung kita mengurangi jumlah limbah pembalut kan, karena selama ini pembalut digunakan sekali lalu dibuang," katanya.
Pembalut wanita karya siswa SMK N 7 Purworejo itu dibandrol beragam. Perkemasan berisi 6 pembalut dengan harga mulai dari Rp 32 ribu hingga Rp 40 ribu. Selain pembalut mereka juga memproduksi popok bayi dan popok lansia dan masker yang bisa dicuci.