Selasa 20 Nov 2012 15:26 WIB

Hujan Deras, Dinding Sekolah Jebol

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dewi Mardiani
Sekolah rusak (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Sekolah rusak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukamaju 9 di Komplek Cimanggis Indah, Sukamaju, Cilodong, Depok, Jawa Barat, terpaksa harus mengungsi belajar di ruangan komputer. Pasalnya, dinding ruang kelasnya jebol karena hujan deras pada Senin (19/11).

Menurut Kepala Sekolah SDN Sukamaju 9, Mulya, peristiwa ini terjadi tepat pukul 14.00 WIB. "Saat itu anak-anak sedang belajar bahasa Inggris lalu mereka panik," cerita Mulya, Selasa (20/11).

Tak lama kemudian, terdengar suara gemuruh yang berasal dari tembok pagar yang jebol. Lalu, disusul dengan retaknya dinding kelas yang langsung jebol. Akibatnya, meja dan kursi di ruang kelas tersebut berantakan, karena derasnya air yang masuk.

Mulya menambahkan ruang kelas tersebut berada di samping persis PT Sempana Jaya. "Perusahaan tersebut adalah perusahaan onderdil sepeda motor yang saluran pembuangan airnya menuju ke sekolah ini," katanya.

Mulya mengatakan sudah melaporkan kejadian ini dengan pihak perusahaan untuk memperbaiki ruangan kelas dan mereka bersedia membantu.

Sementara itu, siswa kelas 4 SD hari ini tetap melakukan kegiatan belajar mengajar. Namun kegiatan ini dilakukan di ruangan lainnya. Namun, jebolnya dinding ruangan tak hanya terjadi di ruang kelas 4 saja, tapi juga perpustakaan. Oleh karena itu, ia mengaku berusaha untuk mengajukan proposal pembangunan gedung sekolah ke Dinas Pendidikan Kota Depok.

Menanggapi hal ini, Ptl Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Muhammad Nurdin mengatakan hari ini akan meninjau lokasi jebolnya dinding kelas SDN Sukamaju 9. "Saya baru akan cek ke lokasi hari ini. Yang penting sekarang bagaimana kegiatan belajar mengajar tetap dapat dilaksanakan," katanya.

Nurdin juga mengatakan akan berkomunikasi dengan pihak PT Sempana Jaya. "Yang harus ditangani perbaikan ruang kelas yang jebol dulu, makanya ini saya cek kondisinya," jelas Nurdin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement