Kamis 15 Sep 2016 21:07 WIB

Ahok, Buldoser dan Buku Sekolah Anak Rawajati

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Teguh Firmansyah
Alat berat membongkar permukiman warga di Rawajati, Jakarta, Kamis (1/9).
Foto:
Rumah Semi Permanen Terus Bermunculan. Warga Kampung Akuarium membangun rumah semi permanen pascapenggusuran, Jakarta, Kamis (15/9).

Sakit hati warga kian memuncak. Kawasan Kampung Akuarium disebut zona merah. Penduduk yang tinggal di sana disebut liar. “Manipulasi Gubernur Ahok benar-benar fitnah luar biasa, bagi kami itu bukan pimpinan,” ujar dia.

“Saya ini penjual gas elpiji subsidi, Pak. Sehari-hari saya makan dari jual itu,” tambahnya. Fadli yang duduk di depan diam mendengarkan. Sesekali ia menganguk-anggukkan kepalanya dengan tangan bertumpu di dagunya.

Darmadiyanti tak sendiri. Belasan korban penggusuran dari Kampung Pulo dan Rawajati juga turut beraudiensi dengan Fadli. Tibalah giliran Wulan. Perempuan 37 tahun ini nampak lebih tegar dari Darmadiyanti. Warga Rawajati korban gusuran ini mengisahkan peristiwa yang melululantakkan rumahnya.

Upaya untuk meminta berdialog sebelum penggusuran hanya jadi angan-angan. Satuan Polisi Pamong Praja terus ‘bekerja’ memenuhi perintah atasan. Wulan mempertanyakan atasan yang memerintahkan. “Bapak selalu bilang perintah atasan, tapi aspirasi kami tak pernah tersampaikan,” katanya bercerita.

Sakit hati warga Rawajati kian membuncah saat Ahok bilang ‘warga Rawajati manja, untung tidak dipindah ke Belitung’. Pernyataan itu, menurutnya, cermin pemimpin yang tak mengerti perasaan warga. Relokasi ke rusunawa Marunda terlalu jauh.

Sebab, kata dia, 80 persen warga Rawajati berdagang di lokasi yang tak jauh dari rumah. Persoalan pindah bukan sekedar hunian, tapi juga terkait mata pencaharian.

Wulan memastikan, hampir seluruh warga Rawajati punya KTP elektronik. Listrik dan pajak juga rutin dibayar. Tapi, kata dia, penduduk Rawajati dibilang liar, dan penggusuran terus dilakukan.

Wulan mengingat saat anaknya ingin menyelamatkan buku sekolah di dalam rumah. Saat itu buldozer sudah berjarak sangat dekat dan mau ‘memakan’ semua yang ada di dekatnya.

“Saya enggak tau kalau anak saya enggak saya tarik saat itu.” Sejenak suaranya tercekat. “Indonesia yang dipuja-puja, seperti  negeri yang asing buat saya,” ujar Wulan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement