Kamis 15 Sep 2016 08:35 WIB

Kemenkominfo Klaim Pemblokiran Aplikasi Gay Butuh Waktu Panjang

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ilham
Aplikasi Gay
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Aplikasi Gay

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim panel yang dibentuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) merekomendasikan aplikasi untuk kalangan gay segera diblokir. Namun, proses pemblokiran butuh waktu panjang dan belum bisa dilaksanakan pekan ini.

Kepala Biro Humas Kemenkominfo Noor Iza mengatakan, Kemenkominfo butuh menyusun dokumentasi untuk permintaan pemblokiran. Aplikasi yang akan diblokir tak bisa dilakukan langsung dari Indonesia. Kemenkominfo, kata dia, harus berkoordinasi dengan pemilik platform dimana aplikasi itu berada.

Selain itu, lanjutnya, timnya harus mendokumentasikan semua berkas untuk permintaan pemblokiran. Mulai dari aspek regulasi, legalitas permasalahan, dan dari aspirasi masyarakat. Proses inilah menurutnya yang akan memakan waktu lama, sehingga pemblokiran tak bisa dilakukan pekan ini.

"Kita tidak bisa minta, ‘tolong ini diblokir dong’. Ini bahasa global, internasional. Aspek legal, faktual harus dipenuhi, tak mudah juga. Proses masih lumayan panjang," ujar Noor saat dihubungi, Rabu (14/9), malam.

Kemenkominfo tak bisa menjanjikan kapan persisnya dilakukan pemblokiran. Namun, Noor mengatakan akan dilakukan secepatnya. Hasil rapat tim panel menyatakan, aplikasi untuk kencan penyuka sesama jenis ini dianggap telah meresahkan masyarakat.

"Hasilnya intinya, untuk situs dan juga aplikasi yang bersifat mempromosikan LGBT atau memang berisi penyimpangan seksual, maka akan dilakukan penutupan," kata Noor.

Dia menambahkan, Kemenkominfo juga masih akan mengidentifikasi semua aplikasi yang digunakan untuk kelompok gay ini sebelum melakukan permintaan untuk pemblokiran. Ia mengaku, kepolisian belum menyerahkan secara resmi 18 aplikasi yang disebut-sebut digunakan kelompok gay tersebut.

"Tapi tetap kita tindak lanjuti semua. Sama Bareskrim kita koordinasi aplikasi yang mana. Nanti kita kembangkan bersama," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement