Rabu 14 Sep 2016 10:35 WIB

YLKI Desak Pemerintah Keluarkan Travel Warning ke Singapura

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Nyamuk Aedes aegypti terlihat di dalam tabung tes sebagai bagian dari penelitian tentang pencegahan penyebaran virus Zika.
Foto: Reuters/ Daniel Becerril
Nyamuk Aedes aegypti terlihat di dalam tabung tes sebagai bagian dari penelitian tentang pencegahan penyebaran virus Zika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, Virus zika terus merebak di wilayah ASEAN, terutama Singapura. Untuk melindungi warga negaranya, banyak negara yang sudah mengeluarkan travel warning (larangan berkunjung) bagi warga negaranya bepergian ke Singapura.

Tercatat saat ini sudah enam negara di dunia yang mengeluarkan travel warning ke Singapura, yakni Australia, Cina, Amerika Serikat, Korea Selatan, Taiwan dan Hong Kong.

"Namun, Pemerintah RI hingga saat ini baru mengeluarkan advisory travel (imbauan) untuk tidak bepergian ke Singapura," kata Tulus, dalam keterangan persnya, Rabu (14/9).

Sementara, lanjut dia, tingkat risiko warga negara Indonesia tertular virus zika di Singapura sangat tinggi. Karena setiap tahun terdapat minimal 2,5 juta orang Indonesia yang berkunjung ke Singapura, atau 6.844 orang per harinya. Selain itu, warga Singapura yang datang ke RI juga harus dideteksi secara intensif, baik di bandara, atau di pelabuhan seperti di Batam.

"Oleh karena itu, guna memberikan perlindungan terhadap warga negara dan konsumen Indonesia, dan merebaknya virus zika di Indonesia, YLKI mendesak pemerintah (Kemenkes) untuk mengeluarkan travel warning bagi warga negara Indonesia, untuk tidak bepergian ke Singapura, sampai virus zika di Singapura mereda," ucap dia.

Hal itu dilakukan selagi virus zika belum menjadi wabah baru di Indonesia. YLKI menduga, pemerintah RI takut denan dengan Singapura, sehingga belum/tidak berani mengeluarkan travel warning ke Singapura. Padahal, Tulus menuturkan, potensi risikonya sangat tinggi karena warga Indonesia adalah pengunjung tertinggi di dunia ke Singapura.

Sebab itulah, Pemerintah harus pro aktif melindungi warganya dari potensi besar tertularnya virus zika dari Singapura, dan negara ASEAN lainnya. Jangan mengorbankan kesehatan warga negara Indonesia hanya karena mempertimbangkan kepentingan ekonomi jangka pendek dengan Singapura.

"Kerugian sosial ekonomi RI akan lebih besar jika virus zika menjadi wabah baru di Indonesia, hanya karena pemerintah lamban mengantisipasinya," kata Tulus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement