Selasa 13 Sep 2016 19:53 WIB

Idul Adha, Konsumsi Premium Turun Pertalite Meningkat

Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Petugas sedang mengisi tangki dengan Bahan Bakar Non Subsidi jenis Pertalite saat uji pasar di SPBU, Jakarta, Jumat (24/7).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas sedang mengisi tangki dengan Bahan Bakar Non Subsidi jenis Pertalite saat uji pasar di SPBU, Jakarta, Jumat (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --- Pertamina Marketing Operation Region V Jatim Balinus mencatat penurunan konsumsi BBM jenis Premium sebesar 7 persen dari rata-rata harian normal pada masa libur Idul Adha 2016 yang terjadi pada 9-12 September 2016. Sebaliknya, untuk bahan bakar khusus jenis Pertalite mengalami kenaikan sebesar 12 persen dari rata-rata harian normal Pertamina MOR V.

Area Manager Communication & Relation Jatimbalinus, Heppy Wulansari menjelaskan, lebih besarnya konsumsi Pertalite dibandingkan Premium pada masa libur Idul Adha tersebut menunjukkan animo masyarakat terhadap Pertalite semakin bagus dan semakin luasnya penyebaran Pertalite.

“Kami berterima kasih kepada masyarakat yang mempercayakan bahan bakar kendaraannya kepada Pertalite” kata Heppy dalam siaran pers, Selasa (13/9).

Heppy menjelaskan, peningkatan konsumsi Pertalite terbesar terjadi di daerah di Nusa Tenggara Barat sebesar 34 persen dari rata-rata harian normal 66 KL menjadi rata-rata 88 KL perhari pada saat masa libur Idul Adha. Sedangkan untuk provinsi Jawa Timur biasanya konsumsi Pertalite sekitar 4.845 KL per hari, meningkat menjadi 5.445 KL per hari pada masa liburan kemarin atau mengalami kenaikan sebesar 12 persen.

Selain Pertalite, konsumsi BBK Pertamax juga mengalami kenaikan sebesar 7 persen dibandingkan rata-rata normal di wilayah MOR V. Untuk Pertamax, wilayah yang mengalami kenaikan cukup tinggi terutama di Nusa Tenggara Timur sebesar 33 persen. Sedangkan di wilayah Jawa Timur Pertamax mengalami kenaikan 9 persen dari rata-rata normal harian pada masa libur Idul Adha.

“Kenaikan konsumsi BBM ini dapat terlayani dengan baik, terutama karena Pertamina telah menyiapkan antisipasi sebelumnya, termasuk melakukan kordinasi dengan pihak terkait untuk melancarkan penyaluran BBM, terutama terkait waktu pengiriman dan ketersediaan armada,” terang Heppy.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement