REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNG KIDUL -- Retribusi pendapatan asli daerah (PAD) Sektor Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul mengalami peningkatan hingga 570 persen periode tahun 2010-2015.
"Dari pariwisata, retribusi PAD Gunung Kidul naik dari Rp 3 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 17 miliar pada tahun 2015. Itu menunjukkan ada signifikansi dinamika ekonomi Kabupaten Gunung Kidul," ujar Wakil Bupati Kabupaten Gunung Kidul Immawan Wahyudi kepada Antara, di Gunung Kidul, Ahad (11/9).
Ia menuturkan, angka tersebut tersebar pada beberapa sektor pariwisata yang dimiliki Gunung Kidul, seperti Gua Pindul, Langgeran, dan beberapa objek wisata lainnya. Dampaknya, kata dia, tercipta lapangan kerja yang cukup signifikan dari pariwisata. Misalnya, objek wisata Gua Pindul mampu menciptakan sekitar 800 lapangan kerja secara langsung dan 1.000 lapangan kerja tidak langsung. "Para pemandu wisata Gua Pindul yang tidak resmi saja, bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 1 juta per bulan. Sementara itu, dari usaha homestay yang ada, para pegawainya bisa memperoleh penghasilan Rp 50 ribu-Rp 150 ribu per malam. Ini kan tanda signifikan dari geliat ekonomi Gunung Kidul," kata dia.
Bahkan, kata dia, berdasarkan data Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Gunung Kidul tercatat bahwa para pedagang bakso bakar yang baru di sekitar lokasi wisata yang tersebar di Gunung Kidul, mampu menabung penghasilannya sebesar Rp 50 ribu per hari. "Kalau pedagang bakso bakar yang sudah lumayan lama, mampu menabung mencapai Rp 150 ribu per hari. Artinya, ekonomi Gunung Kidul semakin baik," kata dia.