Sabtu 10 Sep 2016 23:35 WIB

IEC Minta Pemda Dukung Pengembangan Wirausahawan Muda

Wirausahawan (Ilustrasi)
Foto: Inspiremymagazine.com
Wirausahawan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Indonesian Entrepreneur Club (IEC) Wilayah Jawa Tengah dan DIY menegaskan pemerintah daerah harus mendukung pengembangan kewirausahaan, terutama di kalangan anak muda.

"Kami sudah beberapa kali menggelar seminar kewirausahaan dan motivasi di wilayah Jateng dan DIY untuk menyasar anak-anak muda," kata Ketua IEC Jateng dan DIY Slamet Muridan di Semarang, Sabtu (10/9).

Hal itu diungkapkannya di sela seminar nasional kewirausahaan bertajuk "Jurus Jitu Sukses Muda pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN" yang digelar IEC Jateng & DIY dan Hima Ekonomi Universitas PGRI Semarang.

Seminar kewirausahaan dan motivasi yang diikuti sekitar 1.000 siswa dari 15 sekolah di Semarang itu menghadirkan motivator termuda kelahiran Medan, Sumatera Utara, 1991, Syafii Efendi. Memet, sapaan akrab Slamet, menyebutkan ada perbedaan perhatian antara Pemerintah Provinsi Jateng dan DIY dalam menyikapi kegiatan pengembangan semangat kewirausahaan terhadap kalangan anak muda di wilayahnya.

Ia mencontohkan perhatian yang diberikan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang sangat besar dengan kegiatan yang dilakukan komunitas wirausaha, minimal dengan menghadiri kegiatan itu. "Berbeda dengan Pemprov Jateng. Kami sudah mengundang Pak Gubernur (Jateng, red.), tetapi tidak datang. Ya, minimal mengirimkan perwakilan dari dinas maupun pejabat terkait di bawahnya," katanya.

Padahal, kata dia, anak-anak muda membutuhkan perhatian untuk mengembangkan kegiatan kewirausahaan yang pada akhirnya juga membantu pemerintah dalam mengatasi berbagai persoalan, seperti pengangguran.

"Beda dengan di Yogyakarta (DIY, red.), ya, lebih 'welcome'. Kami masuk ke sekolah-sekolah untuk mengajak anak-anak mengikuti kegiatan ini. Mereka mempersilakan dengan tangan terbuka," katanya.

Akan tetapi, kata dia, sekolah-sekolah yang ada di Semarang justru dikotori dengan ulah segelintir oknum yang justru meminta "jatah", padahal kegiatan itu untuk kepentingan pembinaan mental siswa. "Kami hanya mengingatkan generasi muda sangat membutuhkan dukungan untuk maju, termasuk dari pemda. Ya, seperti dukungan dari kegiatan semacam ini, mulai perizinan dipermudah hingga lain-lain," katanya.

Apalagi, kata dia, IEC menyelenggarakan kegiatan itu bersifat swadaya dan swadana yang mengharuskan peserta untuk membayar sehingga tidak semata menggantungkan bantuan dana dari pemerintah.

Sementara itu, Sungkono selaku ketua panitia seminar tersebut menyebutkan ada sekitar 1.000 siswa dari 15 sekolah di Semarang yang hadir sebagai peserta, baik sekolah negeri maupun swasta.

"Kami datangi door to door ke sekolah-sekolah. Siapa yang tertarik, silakan ikut dengan membayar Rp 60 ribu per orang. Akan tetapi, kalau memang tidak mampu membayar, kami tetap persilakan datang," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement