Selasa 06 Sep 2016 19:26 WIB

Anjal Semarang Diberi Pelatihan Kesehatan Reproduksi dan Seksual

Peserta pelatihan pendidik sebaya dalam mencegah masalah kesehatan reproduksi dan seksual para remaja.
Peserta pelatihan pendidik sebaya dalam mencegah masalah kesehatan reproduksi dan seksual para remaja.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Semakin meningkatnya jumlah remaja yang melakukan hubungan seks di usia dini, berakibat pada kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular seksual, dan aborsi tidak aman yang dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, 10 persen remaja putri usia 15-19 tahun telah hamil atau menjadi seorang ibu. 

Oleh karena itu, perlu adanya penyebaran informasi tentang kesehatan reproduksi dan seksual bagi para anak maupun remaja sehingga mereka dapat mengendalikan diri serta terhindar dari masalah terkait organ reproduksinya. Program Studi D3 Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) bekerjasama dengan Yayasan Setara Semarang mengadakan kegiatan pelatihan pendidik sebaya dalam mencegah masalah kesehatan reproduksi dan seksual para remaja. 

Gagasan ini dicetuskan Hanifatur Rosyidah selaku Women Deliver’s Young Leader perwakilan dari Indonesia dan staf pengajar Program Studi Kebidanan Unissula Semarang. “Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta yang merupakan calon pendidik sebaya atau peer educator dalam kesehatan reproduksi dan seksual,” ujar Hani dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/9). 

Hani mengatakan kegiatan ini telah dilaksanakan selama 2 hari pada 3-4 September 2016 di Pusdiklat PMI Semarang dan diikuti oleh 22 remaja usia 15-24 tahun yang berasal dari Gunungsari, Bugangan, Kanalsari, Tambak, Kuningan dan Forum Anak Kota Semarang (FASE). Beberapa peserta pernah menjadi anak jalanan (anjal) dan beberapa peserta lainnya adalah anak-anak yang rentan turun ke jalan. 

Menurut Hani, materi yang disampaikan seputar pengertian kesehatan reproduksi dan seksual beserta hak-haknya, organ reproduksi dan fungsinya, menstruasi, ejakulasi, kehamilan, dan perawatan kebersihan alat reproduksi, HIV-AIDS. Selain itu dijelaskan mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS), pubertas, masalah-masalah mengenai kesehatan reproduksi dan seksual, serta membekali peserta dengan teknik penyampaian informasi pada teman sebaya. Materi-materi tersebut disampaikan dengan berbagai variasi metode, meliputi diskusi kelompok, studi kasus, permainan, dan ceramah. “Para peserta sangat aktif dalam mengikuti pelatihan ini,” katanya.

Beberapa peserta menyatakan banyak mendapatkan informasi baru dan mengenal organ reproduksi dan fungsinya untuk pertama kalinya. “Yang paling menarik adalah ketika kita menyusun problem tree, kita harus menggali sebab dan akibat dari kehamilan remaja berdasarkan apa yang ada di lingkungan kita, dan baru kali ini saya mengikuti pelatihan yang tidak monoton ceramah, jadi kita gak ngantuk dan bosan,” ujar Purnomo dari Forum Anak Kota Semarang. 

“Rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah pendampingan pelaksanaan pendidikan sebaya di lapangan dan melakukan audiensi dengan para pengambil kebijakan sehingga kegiatan ini dapat dikembangkan terus-menerus,” ujar Hani.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement